Kendaraan listrik di Jabar sekitar 545 unit, Sekda Jabar Setiawan: Ini harus diakselerasi

Sekda Prov Jabar Setiawan Wangsaatmaja saat menjadi keynote speech pada Seminar Pentahelix Collaboration, dengan tema 'Rencana Pengembangan dan Masukan Terhadap Kerja Sama Pemda Provonsi Jabar dan University of Nottingham UK, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (9/11/2022).

Sekda Prov Jabar Setiawan Wangsaatmaja saat menjadi keynote speech pada Seminar Pentahelix Collaboration, dengan tema 'Rencana Pengembangan dan Masukan Terhadap Kerja Sama Pemda Provonsi Jabar dan University of Nottingham UK, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (9/11/2022).

BANDUNG, roemahmedia.com - Data dari Open Data Jabar tercatat hingga saat ini jumlah kendaraan listrik di Jabar baru sekitar 545 unit dari jumlah kendaraan bermotor di Jabar pada tahun 2021 sebanyak 16,3 juta unit. "Dilihat dari jenisnya kebanyakan (kendaraan listrik yang digunakan) adalah tipe sepeda motor," ujar Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja saat menjadi keynote speech pada Seminar Pentahelix Collaboration, dengan tema 'Rencana Pengembangan dan Masukan Terhadap Kerja Sama Pemda Provonsi Jabar dan University of Nottingham UK, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (9/11/2022). "Jumlah kendaraan listrik (EV) harus diakselerasi," ucap Sekda Jabar. Di samping itu dukungan baik terhadap industri, ataupun pengrajin kendaraan _custom_, atau bengkel konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik juga terus dilakukan, yakni dengan standardisasi dan sertifikasi. " Capacity building untuk sumber daya, kemudian juga penting dalam mengembangkan kendaraan listrik di Jabar," ucap Setiawan. Pemda Provinsi Jabar juga terus berupaya menghadirkan _energy supply_ untuk kendaraan listrik. Beberapa waktu lalu, Pemda Provinsi Jabar bersama PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) telah meluncurkan 104 SPKLU yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat. Setiawan mengatakan, pihaknya terus mendukung ekosistem keberlangsungan kendaraan listrik di Jabar. Upaya ini pun dilakukan secara Pentahelix dengan melibatkan akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan unsur pemerintahan. Dari unsur akademisi, Pemda Provinsi Jabar salah satunya menggaet University of Nottingham UK. Kebersamaan kedua belah pihak adalah dalam rangka pengembangan unit kendaraan listrik itu sendiri. Ini penting, kata Sekda karena seiring bertambahnya jumlah penduduk Jabar, maka penggunaan kendaraan pun akan terus bertambah. Sementara itu, efek samping dari masifnya penggunaan kendaraan adalah polusi akibat emisi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM). Maka upaya penurunan emisi di bidang transportasi yakni lewat konversi ke kendaraan listrik dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Ketua KomisiRoemahmedia.com I DPRD Jawa Barat  Bedi Budiman mengaku legislatif mendukung terwujudnya migrasi kendaraan dari energi fosil ke listrik. Namun hal itu pun tetap membutuhkan persetujuan rakyat. Ia pun menyebut, bahwa penggunaan kendaraan listrik adalah demi menghadirkan transportasi yang murah dan efisien. Di samping itu, Bedi inginkan mendatang Indonesia khususnya Jabar dapat berdikari dan mandiri dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini. Maka momen kolaborasi bersama University of Nottingham harus dimanfaatkan sebaik mungkin. "Kami berharap agar ke depan, ketergantungan kita terhadap luar negeri bisa tertangani," kata Bedi. Profesor Patrick Wheeler dari University of Nottingham UK mengemukakan sejumlah hal terkait konversi kendaraan konvensional ke listrik pada pertemuan tersebut. Pertama, menurut dia, perlu untuk dipersiapkan sistem _storage_ atau penyimpanan energi elektrik. "Lalu, hal yang paling esensial saat ini adalah pengembangan teknologi," ujar pria yang akrab disapa Pat. Maka menurut Pat, yang selalu menjadi kata kunci apabila bicara pengembangan teknologi saat ini, menurutnya adalah mesin-mesin elektrik dan daya elektronika.