Ridwan Kamil: Hasil panen petani milenial dibeli langsung PT Agro Jabar, Siapkah?

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat oanen jagung di Wanaraja Garut.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat oanen jagung di Wanaraja Garut.

BANDUNG, roemahmedia.com - Ada yang menarik dari pernyataan Gubermur Jabar Ridwan Kamil yang diunggah di akun instagram @ridwan kamil. Unggahan dirilis setelah pada hari yang sama  kang Emil meresmikan "smart green house" atau sistem pertanian infus menggunakan teknologi di perkebunan yang ada di wilayah Kampung Cikole, Desa Wanasari, Kecamatan Wanaraja, Rabu (27/1/2021).  Dalam unggahan tersebut Emil mengatakan, “Dicari 5000 anak muda Jawa Barat untuk Bela Negara dengan menjadi petani 4.0”. Emil mengimbau anak muda daripada menganggur , banyak rebahan melamun karena covid-19, untuk bergabung menjadi petani 4.0. Dijelaskannya, jika para pemuda mau bergabung akan diberikan pinjaman tanah subur 2.000 meter persegi lahan Pemprov Jabar, diberikan modal dari Bjb dan hasil penen langsung dibeli  @agrojabaroficial. Pendaftaran menjadi petani 4.0 ini akan dimulai awal Februari 2021 “Itulah rencana besar tahun 2021, yang saya sampaikan saat pertanian 4.0 di Jabar,” ujar Emil. Dituturkannya, revolusi pertanian 4.0 di Jabar dimulai dengan meresmikan smart green house di Wanaraja Garut (27/1).  “Di sini produksi pertanian bisa 2 kali lipat hanya dengan konsumsi air 20 persen dari biasanya karena menerapkan pertanian infus sehingga bisa  12 bulan paneh tanpa pengaruh musim hujan atau kemarau,” ujar Emil. Hal yang menarik di unggahan tersebut Kang Emil mengatakan  hasil panen akan dibeli @agrojabarofficial yang notabena tak lain adalah PT Agro Jabar salahsatu BUMD Pemrpov Jabar. Suatu hal yang “surprise” tak lain adalah PT Agro Jabar diperankan sebagai pembeli atau pasar produk petani. Dalam tinjauan roemahmedia.com, selama ini PT Agro Jabar lebih condong bergerak di sektor hulu atau budidaya komoditas agro. Seperti yang sudah dilakukan ,PT Agro Jabat di masa pemerintahan Ahmad Heryawan pernah melakukan pembibitan Indigofera salahsatu komoditas pakan ternak. Namun sampai saat ini belum ada kabar berita  lagi hasilnya ataupun keberhasilan pembibitan tersebut.  Begitu pula denga jeruk kemon, dan yang terbaru di awal tahun 2020 dimana PT Agro Jabar melakukan budidaya  jahe merah. Launching jahe merah ini pun tak tanggung-tanggung menyertakan para anggota DPRD Jabar menanam bersama jahe merah tersebut. Lagi-lagi, tak ada kabar berita bagaimana hasilnya dari budi daya jahe merah yang didanai dana  pinjaman dari bjb tersebut. Apalagi kalau bicara soal hasil pembibitan tanaman pakan ternak Indigofera, hasilnya entah berantah. Mungkin hanya olahan jeruk lemon menjadi produk minuman kesehatan yang kabarnya “ tertolong” menjadi salahsatu produk vitamin c untuk paket bansos Jabar. Pernyataan Kang Emil di akun instagramnya bahwa produk petani milenial 4.0 akan dibeli langsung oleh  PT Agro Jabar jelas menginginkan PT Agro Jabar  tidak lagi orientasi di sektor hulu alias budidaya komoditas pertanian lagi. Akan tetap digeser perannya menjadi penampung atau pasar produk pertanian di Jabar. Hal ini mendapat apresiasi dari Pemerhati dan praktisi Agrobisnis Jabar M. Atamimi. “Saya salut dengan pemikiran Kang Emil. Beliau begitu peka bahwa peran BUMD PTAgro Jabar harus sebagai pasar produk petani Jabar.  Itu yang benar saya sangat mendukung sekali,” ujjar Atamimi yang juga mantan anggota Komite Perencana Bapeda Jabar, kepada roemahmedia.com, (Kamis 28/1). Atamimi juga memandang PT Agro Jabar kalau orientasi usahanya bergerak di sektor hulu malah akan menjadi “rival” petani. “Justru seharusnya BUMD ini haruslah menjad offtaker,” ujarnya. Pernyataan Ridwan Kamil tersebut, menurut Atamimi, menjadi tantangan sekaligus peluang bagi PT Agro Jabar dalam mengembangkan usahanya di sektor hilir agrobisnis. PT Agro Jabar sudah harus memulai melakukan pemetaan pasar, baik pasar industri, antarpulau, hingga  pasar ekspor. “Saya sangat menunggu langkah dan  terobosan PT Agro Jabar dalam menggaet pasar produk agrobisnis Jabar,” ujarnya Menurut Atamimi Ini akan bermulti efek terhadap pembangunan agrobisnis Jabar, terutama para petani akan mendapat kepastian pasar baik kepastian harga , kualitas, kuantitas hingga kontinuitas  produk yang dibutuhkan pasar melalui PT Agro Jabar. Kita tunggu!***