Kendalikan Diabetes Melalui Program Affordability Project

BANDUNG, roemahmedia.com - Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup menonjol di Indonesia, termasuk di Jawa Barat. Selain menyebabkan kematian, Penyakit Tidak Menular (PTM) ini juga dapat menimbulkan komplikasi, terutama pada masalah kesehatan dan ginjal. Pengendalian dan pengobatan DM yang tepat akan mengurangi dampak atau risiko kematian dan komplikasi yang tidak diinginkan. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat dr. Nina Susana Dewi pada penandatanganan PKS Pemprov Jabar dengan PT. Novo Nordisk Indonesia dan Pemkab. Cianjur, Bandung Barat, Garut dan Tasikmalaya tentang pencegahan dan pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang Papandayan, Gedung Sate, belum lama ini. Pencegahan dan pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 ini akan dilakukan secara komprehensif melalui program Affordability Project. “Selama ini dalam hal pencegahan dan pengendalian DM, Jawa Barat difokuskan pada peningkatan promosi, edukasi dan pencegahan terutama melalui deteksi dini. Kegiatan deteksi dini PTM dilaksanakan di Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) atau Posbindu selain itu kegiatan ini juga diselenggarakan oleh Puskesmas di bawah program PANDU PTM (PTM PANDU),” ujar Nina. Selanjutnya ia mengatakan, karena adanya pandemi Covid-19, kegiatan tersebut belum dapat dilaksanakan secara optimal seperti berkurangnya mobilitas penduduk yang biasa berkunjung ke Puskesmas serta terhambatnya hasil upaya deteksi dini yang optimal. Oleh karena itu, menurutnya, perlu upaya kolaboratif dan kerja keras petugas di lapangan untuk mengumpulkan data dan mengidentifikasi kembali pasien yang pernah dirawat di Puskesmas. Bersamaan dengan itu, upaya deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan perlu dioptimalkan, baik di Posbindu PTM maupun Layanan PANDU di tingkat Puskesmas. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi DM di Jawa Barat mencapai 1,74% (diperkirakan 570.611 penderita diabetes). Pada tahun 2021, Dinas Kesehatan Jawa Barat menemukan sejumlah 46.837 orang dengan Diabetes dan 17.379 atau 37,1% di antaranya tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang layak sesuai standar pemerintah. “Angka ini masih jauh dari target dan harapan kami saat ini, data terbatas dari unit perawatan primer kecil (Puskesmas), sedangkan data dari rumah sakit hanya sebagian dilaporkan ke Dinas Kesehatan,” tambah Kadinkes. “"Semoga dengan kerjasama dan bantuan dari PT Novo Nordisk Indonesia ini semakin baik penanganan di 46 Puskesmas di pelosok Jawa Barat, serta mendongkrak target SPM (kinerja) Provinsi Jawa Barat seperti yang kita harapkan,” tutupnya.