Jawa Barat Berhasil Obati Kasus TBC Capai 72%

Ilustrasi/IST

Ilustrasi/IST

BANDUNG, roemahmedia com - Penyakit tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu masalah kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia dengan jumlah kasus dan kematian yang tinggi. Pada 2022, Indonesia menempati urutan ketiga secara global. Laporan dari TB global tahun 2021 memperkirakan terdapat 824.000 kasus TB baru dan kambuh per tahun di Indonesia Di Indonesia, Jawa Barat merupakan penyumbang pertama kasus tuberkulosis terbanyak. Pada Januari – Agustus 2022, terdapat 75.296 kasus yang terlaporkan atau 59% dari target sampai dengan Agustus 60% dan target per tahun 90%. Namun, dari target 90%, Jawa Barat telah berhasil mengobati pasien dengan TBC sebesar 72%. “75 ribu dari 125 ribu kasus yang ditemukan di Jawa Barat sepanjang Januari-Agustus 2022 berdasarkan data SITB per 3 September 2022, telah berhasil diobati,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi pada Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program untuk Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) di Prov. Jabar secara hybrid pada belum lama ini. Hadir secara virtual melalui Zoom Meetings, Kadinkes mengatakan dengan adanya pertemuan koordinasi lintas program - lintas sektor untuk penanggulangan tuberkulosis di tingkat provinsi perlu dilakukan untuk mendorong kerja sama multipihak. “Diupayakan secara lintas sektor, melalui strategi pentahelix dengan melibatkan akademisi, bisnis, community, government, dan media bertujuan untuk mendorong respon terhadap penanggulangan TBC, sehingga upaya kerja keras semua pihak dalam memerangi persoalan penyakit TBC menjadi lebih mudah,” ujarnya. Melalui rencana aksi daerah (RAD), menurutnya, penanggulangan TBC yang didukung regulasi yang memadai sehingga dapat berperan dalam pengembangan kapasitas daerah untuk penanggulangan penyakit TBC. “Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya mewujudkan masyarakat Jawa Barat menuju eleminasi tuberkulosis tahun 2030,” pungkasnya. Strategi penanganan TBC berdasarkan paparan Kadinkes difokuskan pada empat hal yaitu preventif, deteksi, pengobatan di layanan primer dan rujukan, serta perubahan perilaku. Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat Ryan Bayusantika mengatakan terdapat beberapa tantangan dalam program penanggulangan TBC di antaranya pelibatan multisektor yang belum optimal, penerapan standar pelayanan minimal TBC di Kabupaten/ Kota belum optimal, under-reporting kasus TBC terutama di RS dan layanan swasta, serta kualitas layanan dan keberhasilan pengobatan TBC yang belum optimal di seluruh faskes.