Penduduk dengan Antibodi SARS-Cov2 lebih tinggi di Wilayah Aglomerasi

Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi

Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi

BANDUNG roemahmedia.com - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan proporsi penduduk yang memiliki antibody SARS-Cov2 lebih tinggi di wilayah aglomerasi dibandingkan dengan wilayah non aglomerasi. “Hasil zero survei Covid-19 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pada November – Desember tahun 2021 menunjukkan bahwa proporsi penduduk dengan antibodi SARS-Cov2 lebih tinggi di wilayah aglomerasi dibandingkan dengan wilayah non aglomerasi,” katanya dalam Advokasi Rekomendasi Kebijakan Sero Survei Antibodi Covid-19 Kemenkes RI di Kantor Dinkes Jabar, Ruang Ajidarmo, Senin (24/10/2022). Pertemuan yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat. Kab. Sumedang, Kab. Bekasi dan Kab. Bogor sebagai Lokus Serosurvei Provinsi Jawa Barat ini turut diisi dengan pemaparan berbasis data survei serologi SARS-Cov-2 oleh perwakilan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Neli. Dalam materinya dipaparkan bahwa hasil sero survei Covid-19 Provinsi Jawa Barat khusus Kabupaten/Kota dengan kadar antibodi di bawah nasional (< 2098 u/mL). Sebanyak > 95% penduduk dari 4 Kab/Kota di Jawa Barat telah memiliki antibodi SARS-CoV-2 apabila dibandingkan bulan Desember 2021, median kadar antibodi di 4 Kabupaten/Kota di Jawa Barat naik sebesar 3-4 kali (median di bawah nasional). ”Dibandingkan bulan Desember 2021, median kadar antibodi dengan vaksinasi tetap di 4 Kab/Kota di Jawa Barat naik sebesar 2-4 kali (median di bawah nasional) yang disebabkan adanya infeksi,” kata Neli. Penduduk dengan dosis vaksin bertambah memiliki kadar antibodi 2x kali lebih tinggi dibandingkan penduduk dengan dosis vaksin tetap, kecuali di Kab. Bandung kadar antibodi dosis tetap (2652.4U/mL) dan dosis bertambah (2731.5 U/mL) relatif sama. Sementara itu, jumlah penduduk yang belum melaksanakan vaksinasi sekitar 11-19% sedangkan jumlah penduduk yang baru mendapatkan vaksinasi booster sekitar 26-40%. “Rerata beda kadar antibodi pada kelompok anak dan lansia sangat tinggi di 3 Kab/kota, kecuali di Kab. Bandung Barat pada kelompok anak dan usia produktif, perlu ditelusur dan analisis lanjut dengan data cakupan vaksinasi pada kelompok ini,” tambahnya. Sero-survei Juli 2022 ini mengunjungi kembali 20.501 sampel terpilih pada sero-survei periode Desember 2021 dengan tujuan untuk mengetahui perubahan proporsi penduduk dengan antibodi SARS-CoV-2 di Indonesia periode Desember 2021 dan Juli 2022 serta untuk mengetahui perubahan kadar antibodi SARS-CoV-2 dan status vaksinasi penduduk Indonesia periode Desember 2021 dan Juli 2022. Jumlah konfirmasi positif Covid-19 di Jawa Barat sampai tanggal 20 Oktober 2022 sebanyak 1.185.362 berdasarkan input nar sedangkan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 perhari sebanyak 300 kasus. Sistem surveilans Covid-19 saat ini fokus pada pasien dengan gejala, penyakit berat dan spektrum lengkap untuk penyakitnya. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah Covid di Indonesia dan membantu otoritas kesehatan untuk merencanakan kebutuhan sistem kesehatan di masa depan yaitu dengan kajian seroepidemiologi untuk mengukur seroprevalensi antibodi terhadap Covid-19 pada populasi umum menurut jenis kelamin dan kelompok Selain itu kajian seroepidemiologi juga dapat dipergunakan untuk menentukan besaran pengaruh vaksinasi booster dan infeksi varian baru pada kadar antibodi terhadap SARS-Cov2 di Indonesia.