BANDUNG, roemahmedia.com - Pada tahun 2021 Jawa Barat telah menemukan dan mengobati 93.482 kasus TBC dari estimasi 128.057 kasus (73%).
Sedangkan pada tahun 2022, sampai dengan September 2022 ditemukan 93.103 kasus dan diobati dari 127.906 estimasi kasus yang ada (73%). Capaian keberhasilan pengobatan Provinsi Jawa Barat untuk Tahun 2020 berada di angka 83% dari target 90%. pada tahun 2021 sampai triwulan III tahun 2022 sudah berada di angka 74%.
Dengan angka tersebut Jawa Barat Optimis bisa mencapai target untuk Treatment Success Rate tahun 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana mengatakan strategi utama percepatan eliminasi TBC difokuskan pada peningkatan penemuan kasusnya.
“Fokus pada upaya peningkatan deteksi kasus dengan melakukan skrining TBC pada populasi berisiko, investigasi pada kontak serumah, peningkatan akses pada layanan diagnosis TBC, optimalisasi pencatatan dan pelaporan TBC pada sistem informasi dan perluasan pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT),” katanya dalam Pertemuan Lintas Sektor Tingkat Kab/Kota di Ballroom Hotel el Royale, Kota Bandung, Rabu (9/11/2022).
Situasi TBC di Jawa Barat pada tahun 2021 memiliki 128.057 estimasi kasus dengan target penurunan insidensi TB 2024 sebanyak 190 per 100.000 penduduk.
Jumlah penduduk Jawa Barat tahun 2020 mencapai 48,274 juta jiwa. Penduduk paling besar terdapat di Kabupaten Bogor sebanyak 5,43 juta jiwa atau 11,24% dari penduduk Jawa Barat. Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun) sebesar 70,68%, dimana Indonesia masih dalam masa bonus demografi. Rasio jenis kelamin sebesar 103, dimana jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Situasi kasus TBC periode Januari hingga Oktober tahun 2022, ditemukan dan diobati sebanyak 103.036 kasus TBC dengan keberhasilan pengobatan sebesar 73%.
“Di Jawa Barat terdapat 3.171 layanan TBC yang bisa dimaksimalkan sebagai salah satu upaya eliminasi TBC tahun 2030,” tambahnya.
Implementasi Perpres No. 67 Tahun 2021 sebagai strategi nasional penanggulangan TBC juga menjadi salah satu upaya eliminasi TBC pada 2030 dengan fokus pada penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah daerah, peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien, intensifikasi upaya kesehatan dalam rangka penanggulangan TBC, peningkatan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang penanggulangan TBC, peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan, dan multisektor lainnya dalam penanggulangan TBC serta penguatan manajemen program.
Sementara itu, Kadinkes turut memaparkan kemajuan penurunan stunting di Jawa Barat.
“Prevalensi balita stunting Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 sebesar 24,5% dengan rata-rata penurunan 1,2% per tahun. Dalam 8 tahun, stunting menurun secara konsisten. Perlu percepatan penurunan stunting 10,5% dalam 3 tahun (atau 3,5% per tahun) untuk mencapai target RPJMN,” ujarnya.
Kabupaten Indramayu, Kota Cimahi dan Kabupaten Tasikmalaya menjadi wilayah dengan penurunan prevalensi tertinggi menyentuh 2 digit.
Strategi intervensi dalam konvergensi stunting difokuskan pada pencegahan anemia pada ibu hamil dan remaja putri melalui gizi ibu hamil dan pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja serta asupan gizi seimbang pada anak dan balita.
Kadinkes Jabar Nina Susana Dewi.
Baca Juga
ragam
Sekda Jabar Herman "Ngaprak" di Tengah Bau Sampah menyengat TPA Sarimukti
yoga712024-10-04 19:08:052 Mins read ragam
Bambang Tirtoyuliono Dapat Penghargaan dari Mendagri & Tempo Media Grup
yoga712024-08-31 06:30:082 Mins read ragam
Atalia Nyatakan tidak Akan Maju Pilgub Jabar dan Pilwakot Bandung
yoga712024-08-20 12:46:362 Mins read ragam
Peringatan HUT Kemerdekaan RI ala Dinas SDA Jabar, Bagi-bagi Bendera merah putih
yoga712024-08-13 21:15:382 Mins read ragam
AMPI se-Jabar Dukung Ahmad Hidayat Jadi Cawagub Jabar, Sosok Muda yang ideal dampingi Dedi Mulyadi
yoga712024-08-10 17:03:002 Mins read ragam