Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan ditingkatkan

BANDUNG, roemahmedia.com - Plt. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana mewakili Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri Seremonial Pemberian Plakat pada Closing Event dan Laporan Akhir Program KBPP Pilihan Jhpiego di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (7/12/2022). Projek “KBPP Pilihan” ini telah dimulai dari Juli 2020 hingga Juni 2023 di 12 Kabupaten di 3 Provinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Utara). Pada akhir tahun 2022 ini merupakan akhir dari Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara Kementerian Kesehatan dan Jhpiego. Sehingga diperlukannya laporan akhir dan serah terima kerja projek dan pembelajaran dari Kabupaten/ Kota kerja Projek yang bisa 2 diadopsi ke kabupaten/ kota lainnya kepada Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Pada 2015 hingga 2019 Jhpiego melalui program “Pilihanku”, berupaya untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam meningkatkan cakupan pelayanan keluarga berencana terutama Keluarga Berencana Pasca Persalinan atau KBPP. Program ini telah berhasil meningkatkan cakupan konseling KBPP (KB Pasca Persalinan) dari 3,2% tahun 2015 menjadi 79,5% di tahun 2019 dan meningkatkan cakupan pengguna KBPP dari 9,1% tahun 2015 menjadi 42,5% di tahun 2019. Pada tahun 2020, Kementrian Kesehatan yang bekerjasama dengan Jhpiego telah memulai upaya perluasan dan peningkatan kualitas layanan KBPP melalui projek “KBPP Pilihan”. Pemerintah RI telah berkomitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagaimana tertuang pada RPJMN 2019-2024. AKI dan AKB merupakan indikator penting dalam mengukur derajat kesehatan suatu negara. Dari hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, AKI tercatat sebesar 305/100.000 kelahiran hidup (KH). Sedangkan AKN, sebesar 15/1.000 KH. Tentu saja menjadi beban berat untuk memenuhi target SDGs 2030 untuk AKI 70/100.000 KH, AKN 7/1.000 KH dan AKB 12/1.000 KH. Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan RI telah melakukan berbagai terobosan. Berbagai intervensi yang berdampak langsung terhadap kesehatan ibu, balita dan anak telah dilakukan seperti persalinan oleh tenaga kesehatan, penataan rujukan dan perbaikan pelayanan di fasilitas Kesehatan. Pengalaman global dan nasional menunjukan bahwa Program Keluarga Berencana (KB) turut berkontribusi dalam penurunan AKI dan AKB. Artikel yang ditulis oleh Cleland dkk melaporkan bahwa penggunaan KB oleh perempuan yang ingin menjarangkan atau mencegah kehamilan di negara-negara yang memiliki tingkat fertilitas tinggi dapat mencegah kematian ibu hingga 32% (Profil KBPP di Indonesia 2020). Selain itu memberi jarak setidaknya dua tahun antar persalinan berpotensi mengurangi 10% kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk berkoordinasi dan mendapatkan laporan perkembangan kegiatan Jhpiego di 3 kabupaten/kota selama 2021 – 2022 di Jawa Barat.