Hati-hati TBC menular melalui percikan ludah (droplet) dari penderita TBC

BANDUNG, roemahmedia.com - Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Micobaterium juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Seseorang dapat tertular Tuberkulosis melalui percikan ludah (droplet) ketika penderita TB, batuk, bersin, berbicara ataupun meludah. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB. Berdasarkan data WHO tahun 2021 secara global kasus TBC sebanyak 9.870.000 kasus, sedangkan kasus di SEARO sebanyak 4.270.000. Indonesia termasuk 8 negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia dan menempati peringkat ke-3 setelah India dan Cina, dengan estimasi kasus sebanyak 824.000 kasus. Berdasar Global TB Report tahun 2021 cakupan penemuan dan pengobatan kasus TB (Treatment coverage) sebesar 47%. WHO melaporkan bahwa TB adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian secara global dan penyebab utama kematian dari satu agen infeksius. Pada tahun 2020 dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia mengakibatkan terjadinya penurunan akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan baik pada pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan kesehatan rujukan. Hal ini yang menyebabkan banyak penderita Tuberkulosis yang mengalami kesulitan untuk mengambil obat ke fasyankes karena terdapat kekawatiran terpapar Covid-19. Disamping itu semua tenaga ksehatan tertuju pada upaya menurunkan dan penanganan kasus COVID-19 sehingga tidak terjadi penyebaran yang semakin meluas. Hal – hal tersebut berdampak pada kurang optimalnya upaya pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk pencegahan dan pengendalian Tuberkulosis yang merupakan salah satu dari 12 Standar Pelayanan Minimal. Sampai dengan Bulan November 2021, perkiraan insiden TBC sebanyak 128.057 kasus dengan jumlah kasus yang ternotifikasi sebanyak 70.031. Keberhasilan pengobatan TB baru mencapai 73% dari target yang ditetapkan sebesar 90%. Penulis : Elfi Cut Mutia, SKM., MKM