Pasca imunisasi Polio, Raden Tedi (PAN) Minta Pemprov Jabar harus terus pantau Kesehatan Balita

Adikarya Parlemen

Anggota Komisi 1 DPRD Jabar dari Fraksi PAN Dapil XI Subang Majalengka Sumedang, Raden Tedi ST.

Anggota Komisi 1 DPRD Jabar dari Fraksi PAN Dapil XI Subang Majalengka Sumedang, Raden Tedi ST.

BANDUNG, roemahmedia.com - Pemerintah provinsi Jabar telah memberikan imunisasi tambahan polio bagi 3,9 juta balita di Jawa Barat, setelah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak ini dinyatakan berstatus KLB polio. Targetnya 3,9 juta difokuskan semuanya di kabupaten kota, termasuk beberapa unsur seperti dinas pendidikan karena imunisasi dilakukan sampai ke tingkat PAUD. Program imunisasi tambahan polio ini dimulai serentak pada 3 April 2023 selama sepekan. Setiap anak akan diberi dua tetes vaksin polio sebanyak dua kali dengan jarak 28 hari. Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Jabar dari Fraksi PAN Raden Tedi meminta pasca SUB PIN Polio Pemprov Jabar tidak boleh lengah melakukan pemantauan kesehatan balita. "Manfaatkan secara optimal posyandu untuk laporan kesehatan balita," jelas Raden Tedi. "Seperti halnya di pedesaan dalam penyisiran nya, petugas kesehatan dalam selama sepekan dapat memastikan semua anak yang ditargetkan mendapat imunisasi," ujar Raden Tedi, 12/4. Meski hanya satu kasus polio yang ditemukan di Jawa Barat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan setidaknya dua hingga empat juta anak diimunisasi untuk bisa mematahkan transmisinya. Sebab, virus ini mudah menyebar dan menular, sedangkan mobilitas masyarakat Jawa Barat juga tergolong tinggi. Kasus polio di Purwakarta merupakan virus polio tipe 2 sehingga dibutuhkan vaksin polio tipe 2. "Temuan kasus polio di Jawa Barat disebut menjadi alarm bagi semua pihak untuk berupaya mencegah penyebaran penyakit yang memicu cacat permanen ini," ujar Raden Tedi.