Pelayanan Data Pemprov Jabar sudah Sertifikasi ISO, Raden Tedi: Terpenting Masyarakat Mudah Mengakses

Adikarya Parlemen

Anggota Komisi 1 DPRD Jabar dari Fraksi PAN Dapil XI Subang Majalengka Sumedang Raden Tedi ST.

Anggota Komisi 1 DPRD Jabar dari Fraksi PAN Dapil XI Subang Majalengka Sumedang Raden Tedi ST.

KOTA BANDUNG, roemahmedia.com -- Anggota Komisi 1 DPRD Jabar Raden Tedi mengapresiasi Sistem manajemen layanan _hotline_ Ekosistem Data Jabar (EDJ) telah mendapatkan sertifikasi ISO 20000-1:2018 per Desember 2022. Artinya, pelayanan yang diberikan sudah terstandardisasi secara internasional. Namun demikian, Legislator PAN Dapil XI Subang Majalengka Sumedang ini tetap mengharapkan masyarakat mudah mengakses informasi data-data yang dibutuhkan. "Sosialisasi EDJ ini masih harus gencar dilakukan Diskominfo Jabar agar masyarakat mengetahuinya, jangan berpuas diri setelah terstandardisasi internasional," ujar Raden Tedi di Bandung, 10/5. Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jabar Ika Mardiah menuturkan, proses permohonan data di EDJ saat ini menjadi lebih mudah. Melalui fitur Permohonan Dataset, permintaan data dapat diakomodasi dalam waktu sekitar empat hari. “Masyarakat juga tak perlu khawatir dengan kejelasan status permohonan data. Lewat fitur Lacak Permohonan Dataset, sistem akan memberikan konfirmasi dengan cepat dalam waktu 1x24 jam,” ucap Ika. Masyarakat dapat mengeksplorasi ragam jenis data tentang Jabar sesuai kebutuhan di EDJ. Terhitung hingga April 2023, EDJ memiliki 14.023 dataset, 66 visualisasi, 73 infografik, 14 artikel, dan 125 dataset geospasial. Untuk memudahkan keterbacaan data dan mendapatkan _insight_ data dengan mudah, tersedia pula Dashboard Jabar dengan ragam topik, seperti informasi COVID-19, kesehatan, kependudukan, industri, hingga pendidikan. Perjalanan mendapatkan sertifikasi ISO 20000-1:2018 tidak mudah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan pelayanan data terbaik, di antaranya dengan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan Jawara Data bagi semua perangkat daerah di Lingkungan Pemda Provinsi Jabar. Kultur kerja _agile_ diterapkan untuk menumbuhkan kolaborasi dalam lingkungan birokrasi. Kultur ini mencoba untuk menghilangkan pengotakan SDM sebagai respons adaptasi terhadap situasi yang dinamis dan tak menentu. Melalui penerapan kultur _agile_, bekerja bisa menjadi lebih fleksibel dan efisien serta tentunya pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan kapasitas dan kompetensi masing-masing pekerja. Menurut Ika, EDJ berusaha menghadirkan solusi dan penyediaan data dalam 12 jam sehari (lima hari kerja dalam seminggu), merancang manual manajemen layanan _hotline_ sebagai pedoman pelaksanaan, hingga melakukan monitoring dan evaluasi lewat pembuatan laporan bulanan untuk mempertahankan _Service Level Agreement_ (SLA) dalam ISO 20000-1:2018. “Kami akan terus berkomitmen untuk menyajikan data yang berkualitas, akurat, dan termutakhir bagi masyarakat. Dan lebih lanjutnya lagi, agar EDJ bisa menjadi _data ecosystem solutions_ dalam pengembangan masyarakat dan pemerintah yang unggul melalui penyediaan data, informasi, dan pengetahuan yang berkualitas sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan yang berdasarkan data,” tutur Ika.