Diskusi Ngadu Bako kembali Digelar, Kolaborasi Sekban Kesbangpol Jabar & Bitread Publishing

BANDUNG, roemahmedia.com - Menjelang tahun politik 2024, kita kerap kali disuguhkan dengan berbagai konsep kepemimpinan yang dianggap ideal oleh masyarakat. Namun, apa yang dianggap “ideal” terkadang maknanya kabur dan cenderung berfokus pada teori dan praktik yang menjadi standar global. Dalam konteks keindonesiaan, sebetulnya konsep kepemimpinan memiliki value lebih dan berpotensi untuk membentuk seorang pemimpin yang inspiratif. Lantaran value tersebutm engekang norma-norma kearifan lokal masyarakat di setiap wilayah. Untuk itu diskusi Ngadu Bako kali ini akan mengangkat konsep kepemimpinan yang bertemakan Think Global Act Local, yang akan digelar di Café 360 Grill Pizza & Coffee, Jalan Karang Tinggal No. 17, Bandung, pada Rabu (14/6). Acara yang digagas oleh Sekretaris Badan Kesatuan dan Politik (Bakesbangpol) Drs. Sapta Yulianto Dasuki dan diwujudkan oleh Bitread Publishing, didukung penuh oleh teman-teman komunitas di Bandung Raya. Hadir sebagai narasumber pada episode kedua ini adalah Bapak DR. Drs. H. R. Iip Hidajat, M.Pd, Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Barat, Rahmat Leuweung dan Ahmad Fajar Kunaefi sebagai aktivis lingkungan dari Patanjala Bandung. Diskusi Ngado Bako ini dimoderatori oleh Anita Hairunnisa, pegiat literasi dan Founder dari Bitread. Hadir pula pataDuta Baca, Duta Bela Negara, aktivis lingkungan, mahasiswa, dan beberapa rekan-rekan media juga turut hadir untuk menyampaikan aspirasi dan informasi pada diskusi kepada masyarakat. Menurut Sapta, konsep kepemimpinan Think Global Act Local muncul atas dasar kegelisahan mengenai kepemimpinan saat ini yang sudah dianggap tak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. sehingga dibutuhkan nilai-nilai mendasar yang menguatkan. Pada dasarnya konsep ini memiliki nilai filosofis, bahwa setiap pemimpin harus mengenal dan memahami perkembangan dunia, namun tetap bertindak menyesuaikan value budaya yang ada. "Nilai-nilai kearifan lokal sangat penting diadopsi menjadi dasar dalam spirit kepemimpinan," jelas Sapta, dalam siaran pers yang diterima redaksi, Selasa 13/6. Pemimpin yang memahami dan menghargai hubungan ini nantinya akan memiliki kepekaan terhadap dampak keputusan mereka. Tak hanya itu, konsep tersebut pun sepintas sudah tertulis dalam narasi Patanjala. Yakni sebuah ilmu kearifan lokal Sunda yang mengajarkan bagaimana kehidupan manusia sangat penting untuk menjaga air. Dari hal ini sebenarnya sudah terhubung satu sama lain, yakni ada di gaya kepemimpinan para leluhur Sunda yang sudah berpikir jauh ke depan, namun eksekusi kebijakan sangat ramah dengan nilai budaya masyarakat. "Andaikan ini menjadi perhatian yang diaplikasikan oleh calon pemimpin kita nanti, mesti sangatlah damai kehidupan di Jawa Barat," tutur Sapta. Maka pada kesempatan Ngadu Bako kali ini, akan membedah sejauh mana konsep Think Global Act Local di kondisi saat ini sebagai bagian dari edukasi politik. Terutama di momen gemerlapnya pencalonan dalam pesta politik mendatang.