Sah! Perekonomian Indonesia Resesi!

Foto: net

Foto: net

Roemahmedia.com I JAKARTA,- Perekonomian Indonesia dipastikan akan resesi mulai bulan depan atau Oktober. Pasalnya, 30 September merupakan hari terakhir di kuartal III-2020. Ekonomi Indonesia masuk jurang resesi sudah dipastikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia bilang proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III berada di kisaran minus 2,9% sampai minus 1%. Sementara untuk seluruh tahun 2020 berada di kisaran minus 1,7% sampai minus 0,6%. Dengan begitu, ekonomi Indonesia masuk jurang resesi. adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut. Realisasi pertumbuhan ekonomi nasional sendiri sudah minus 5,32% pada kuartal II-2020. Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan sulit bagi ekonomi Indonesia keluar dari jurang resesi mengingat data-data penunjangnya pun mengalami penurunan. "Ya, memang dari beragam indikator sulit untuk tidak mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan lolos dari resesi," kata Yusuf saat dihubungi detikcom, Jakarta, Rabu (30/9/2020). Proyeksi ekonomi Indonesia masuk resesi juga datang dari lembaga internasional, seperti World Bank (WB/Bank Dunia). Dalam proyeksi terbarunya, Bank Dunia menyebut ekonomi Indonesia pada 2020 bisa -1,6% sampai -2%. Angka itu turun dibandingkan outlook Bank Dunia pada Juli yang memperkirakan ekonomi Indonesia masih bisa bertahan di nol persen. Ekonomi Indonesia diprediksi baru bisa kembali pulih pada 2021 dengan pertumbuhan 4,4% dan skenario buruk pertumbuhannya hanya mencapai 3%. Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar juga mengakui ekonomi pada kuartal III tahun ini masih berada di zona negatif. Namun demikian, dirinya memastikan kondisi ekonomi pada periode Juli-Agustus-September lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. "Jadi untuk kuartal III dan sampai akhir tahun kami melihat pertumbuhan ekonomi ini akan membaik. Ini yang penting. Kemungkinan ekonomi masih tumbuh negative year-on-year antara kuartal III-2020 dengan kuartal III-2019, tapi lebih baik dari pada di kuartal II-2020," kata Reza. Dengan demikian, Reza mengungkapkan pemerintah memandang titik terlemah perekonomian nasional sudah terlewati atau terjadi pada kuartal II yang realisasinya minus 5,32%. "Saya melihat 'trend' perbaikan ini penting. Karena ini berarti titik terlemah sudah kita lewati," ungkap Reza. Perlu diketahui meski kuartal III berakhir pada akhir September. Namun pengumuman realisasi pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Indonesia baru dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 5 November 2020.