Inilah tindak lanjut Sekda Jabar Tangani Masyarakat Kolong Jembatan Tol; 100 KK Bakal Pindah ke Rusunawa Setahun Gratis

Sekda Jabar Herman Suryatman saat meninjau Rusunawa di Rancaekek Kab. Bandung yang akan menjadi tempat tinggal 100 KK masyarakat kolong jembatan, Senin, 16/12/2024.

Sekda Jabar Herman Suryatman saat meninjau Rusunawa di Rancaekek Kab. Bandung yang akan menjadi tempat tinggal 100 KK masyarakat kolong jembatan, Senin, 16/12/2024.

*KOTA BANDUNG* -- Pemprov Jabar melakukan pengaturan kawasan masyarakat miskin ekstrem perkotaan, di antaranya dengan memindahkan warga yang tinggal di bedeng- bedeng kumuh kolong jalan tol ke Rusunawa Rancaekek atau Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung . Untuk tahap pertama saat ini, telah terdata sekira 100 Kepala keluarga. Nantinya di rusunawa tersebut para warga akan mendapatkan fasilitas tinggal gratis selama satu tahun, sambil diberikan pelatihan agar dapat hidup lebih mandiri. “Mereka di antaranya yang tinggal di bawah jembatan tol, bedeng-bedeng kumuh, sekitar Kab Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi,” ujar Sekda Jabar Herman Suryatman saat melakukan peninjauan di Rusunawa Rancaekek Kab Bandung, Senin 17 Desember 2024. Sedangkan pada saat meninjau Flyover Mochtar Kusumaatmadja, Sabtu (14/12/2024) sore, Sekda Jabar Herman dorong percepatan penataan kolong flyover Mochtar Kusumaatmadja (dulu bernama Pasopati). Menurut Herman, pengaturan dilakukan sesuai aspirasi dan kebutuhan warga Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung. Oleh karena itu, bagian bawah Flyover Mochtar Kusumaatmadja akan ditata untuk ruang publik, lapangan olahraga, tempat belajar untuk anak-anak, hingga sarana pengelolaan sampah untuk masyarakat sekitar. “Kita melakukan cek ricek terkait pengaturan bawah jembatan Pasopati (Flyover Mochtar Kusumaatmadja). Seperti komitmen sebelumnya, insyaallah kerja sama, gotong royong berbagai pihak akan mendorong bawah jembatan Pasopati ini ditata dengan baik,” ujar Herman Suryatman. Dengan begitu penataan kawasan kolong Flyover Mochtar Kusumaatmadja, juga dapat berdampak terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Pekan lalu, sambung Herman, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait juga telah meninjau kawasan kolong jembatan tersebut. Pemda Provinsi Jabar dan Pemda Kota Bandung diinstruksikan untuk menata kawasan kolong jembatan. Saat Herman Suryatman meninjau, terlihat telah dipasang bambu-bambu _stager_ pertanda para pekerja siap melakukan pekerjaan dalam program penataan tersebut. “Saat ini bambu-bambu sudah dipasang, dan sampah yang kemarin berserakan sudah dirapikan,” ucap Herman Suryatman. "Insyallah yang kemarin sampahnya berantakan, belum terkelola, di tempat ini akan dibangun TPS (Tempat Pengelolaan Sampah) 3R (_reuse, less, recycle_)," tambahnya. Herman juga mengapresiasi warga Tamansari yang telah mulai mengolah sampah organik dari rumah. Sehingga ke depan ketika sarana pengolahan sampah anorganik telah dibangun di kolong jembatan, diharapkan dapat tercapai _zero waste_ atau bebas sampah. Jadi sampah dari warga Tamansari khususnya RW di lingkungan sini nanti sampah makanannya akan diolah di rumah dengan berbagai teknologi sederhana, termasuk magot, komposting,dan yang membuang sampah hanyalah anorganik,” tuturnya. “Sampah anorganik kemudian dibawa ke sini langsung akan dipilah dan dipilih, yang residu akan diproses,” lanjut Herman.Herman bertekad kolong Flyover Mochtar Kusumaatmadja akan menjadi ruang terbuka yang hijau sekaligus ramah anak sesuai aspirasi warga Tamansari. "Di sini juga akan ditata taman kota, nanti akan ada tempat bermain anak, tempat bermain _kolot_ (orang tua) juga, dan lain sebagainya, jadi bawah jembatan Pasopati akan kita 'sulap' menjadi ruang terbuka yang hijau nyaman dan bersih untuk masyarakat. Ini juga merupakan dorongan Pak Menteri PKP,” kata Herman.