Aksi Nyata Cegah Erosi Bandung Utara

Aksi Nyata,Cegah,Erosi, Bandung Utara, Sumpah Pemuda

Aksi Nyata,Cegah,Erosi, Bandung Utara, Sumpah Pemuda

KBB - Ketika banyak acara peringatan sumpah pemuda bersifat seremonial seperti aksi musik, gerak jalan, atau sekadar acara makan bersama, belasan mahasiswa dari Kota Bandung yang berhimpun dalam Organisasi Odesa Institute ini memilih aksi untuk penyelamatan ekolologi dan menyebarkan tanaman penghasil gizi untuk petani di Kawasan Bandung Utara. Koordinator Aksi Peringatan Sumpah Pemuda 2020, Ahmad Syauqy, mengatakan, peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Aktober 2020 ditunjukkan dengan semangat memperbaiki pertanian di Cimenyan Kabupaten Bandung yang telah rusak parah akibat pembangunan melanggar aturan dan pertanian monokultur. “Kami selalu mengingatkan agar pemerintah tidak sekadar mengetahui, tetapi mengambil aksi yang konkret untuk mengatasi sumber bencana banjir lumpur yang terus terjadi setiap tahun menimpa Kota Bandung. Datanglah ke desa-desa di Kecamatan Cimenyan. Banyak lahan kritis seperti padang pasir yang didiamkan puluhan tahun. Banyak juga pembangunan yang melanggar aturan. Itulah mengapa kami mengambil aksi konkret,” kata Syauqy disela kegiatan aksi menanam pohon di pinggir jalan perbukitan dan berbagi bibit kepada petani di Kawasan Pertanian Marak Dampit, Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, baru-baru ini Menurut Syauqy, makna Sumpah Pemuda yang paling penting adalah kesediaan kaum muda mengambil kepemimpinan organik, yakni terlibat langsung dengan masyarakat yang memiliki problem dan memberikan solusi. Dengan mengambil gerakan aksi penyelamatan lingkungan membagi bibit tanaman itu setidaknya dua manfaat besar didapat masyarakat. Untuk periode gerakan tanam bulan Oktober 2020 hingga Maret 2021 ini, Yayasan Odesa Indonesia akan membagikan bibit secara rutin setiap pekan kepada para petani di kecamatan Cimenyan dan Cilengkrang Kabupaten Bandung. “Bibit durian, sirsak, sukun, manggis, pete dan jengkol sangat berguna untuk penghasilan tambahan petani. Dengan adanya pohon besar otomatis erosi akan berkurang. Yang kedua, kita juga menyebarkan kelor, tanaman yang direkomendasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memenuhi gizi keluarga,” terang Syauqy. Syauqy berpesan kepada kaum muda di perkotaan untuk mulai menaruh perhatian gerakan di masyarakat desa. Dengan model gerakan yang dilakukan oleh Yayasan Odesa Indonesia terbukti banyak perubahan sosial karena tindakannya bukan sekadar seminar dan diskusi, melainkan aksi konkret di lapangan. Kaum muda yang aktif di Odesa Indonesia ini selain aksi pertanian juga aktif dalam aksi literasi melayani kegiatan belajar anak-anak petani di desa-desa Kawasan Bandung Utara. Mereka juga ikut terlibat aksi pembangunan sanitasi karena banyak warga Cimenyan yang masih buang air besar sembarangan. “Kami mengajak kaum muda agar serius mengubah keadaan warga dari keluarga pra-sejahtera. Pendidikan mereka terbelakang. Sanitasinya buruk, dan pertanian mereka perlu disuport bibit tananam. Mari bersumpah untuk memperbaiki negeri dengan fokus memperbaiki manusia yang terbelakang,” tegas Syauqy. Sementara itu seorang Petani dari Merak Dampit Desa Cimenyan, Cahya (41) menyatakan sangat senang warga di kampungnya menerima bantuan bibit-bibit buah. Tahun ini ia menerima tambahan bibit durian dan kelor yang akan ditanam di ladang. “Kalau sebelum bulan desember bibitnya datang itu bagus. Lebih cepat berkembang. Bibit-bibit buah banyak diminati petani di Desa Cimenyan,” pungkasnya