Soal Petani Milenial, Anggota DPRD Jabar ini Berkomentar: ”Nggak Usah Dipaksakan..”

BANDUNG, roemahmedia.com - Program 5000 Petani Milenial Pemprov Jabar yang sekarang sedang terus secara intensif melakukan persiapan kick off, ternyata mendapat komentar dari Ketua Komisi V DPRD Jabar, Dadang Kurniawan. "Petani Milenial jangan terlalu dipaksakan. Pemberian Bansos berupa Sembako dan lainnya sebaiknya jadi yang utama," kata Dadang, Rabu (17/3). Pada intinya, Pemprov Jabar diminta tidak memaksakan untuk menjalankan program petani milenial. Sebab, Pemprov perlu mengutamakan penanganan pandemi Covid-19 maupun program Bantuan Sosial (Bansos) Ketua Komisi V DPRD Jabar ini mengemukakan, Pemprov Jabar perlu memiliki skala prioritas dalam menjalankan program-program yang dicanangkan. Oleh karena itu, ia meminta agar Pemprov Jabar memprioritaskan program Bansos melalui skema subsidi silang. Dadang menjelaskan program Bansos dari Pemprov Jabar hendaknya juga menyerap hasil pertanian di daerah. Pasalnya, sektor pertanian menjadi pekerjaan yang paling sedikit terdampak pandemi Covid-19. Meski sektor pertanian bukan menjadi wilayah kerja Komisi V, lanjut Dadung, tetapi ada kaitannya dengan ketenagakerjaan dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, Pemprov Jabar perlu memaksimalkan kelebihan di sektor pertanian yang minim terdampak Covid-19. "Tapi kini produksi pertanian turun sehingga daya beli dan serap masyarakat rendah akibat keterbatasan pasar. Akhirnya para petani seperti melempar dadu, tanaman baik, harga tidak baik," lanjut Dadung. Dengan demikian, fungsi dan peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk menyerap hasil produksi para petani melalui bansos. Pasalnya, para petani mengalami kesulitan penjualan produksi di tengah pandemi Covid-19. Sebelumnya, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar mengatakan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil sendiri menargetkan 5.000 milenial tergabung dalam program petani milenial tersebut.  "Semula hanya ditargetkan 1.000 orang, namun untuk lebih menyerap tenaga kerja, maka Pak Gubernur menambah target menjadi 5.000 petani milenial," kata Benny di melalui pesan WhatsApp kepada roemahmedia.com, Rabu (17/2/2021).  Milenial paling banyak mendaftar berasal dari kawasan Bandung Raya seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serta Kabupaten Sumedang dan Garut. Selebihnya adalah Cianjur, Tasikmalaya serta kab/kota lainnya . Profil para pendaftar sekitar 45 persen berumur 20-24 tahun dan 28 persen berumur 25-29 tahun. Pendaftar didominasi laki-laki sekitar 87 persen sedangkan perempuan 13 persen.   “Dari hampir 9.000 pendaftar tersebut sekarang sedang tahap verifikasi,” jelasnya. Para calon petani muda ini akan disaring secara administrasi, salah satunya terkait pemenuhan syarat bila diperlukan kredit dari lembaga keuangan. Kemudian, calon petani akan menjalani skrining teknis di perangkat daerah. Setelah lolos, pemuda ini akan dilatih lebih dalam sebelum terjun ke lapangan. Benny menuturkan, program Petani Milenial Juara ini tidak hanya mencakup bidang pertanian tapi termasuk peternakan, perikanan, dan perkebunan.  "Komoditas akan sangat variatif. Untuk pertanian, mulai dari jagung, jahe, ubi-ubian, sampai tanaman holtikultura. Di sektor perkebunan adalah serahwangi. Kemudian, madu dan jamur tiram," ucapnya.  "Selain itu, budidaya penggemukan domba, ayam boiler, ayam petelur dan ternak puyuh. Sedangkan di sektor perikanan yakni budidaya ikan tawar lewat kolam plastik," imbuhnya. ***