Komisi III DPRD Pertanyakan Realisasi Investasi di Jabar

Realisasi investasi di Jabar belum banyak menjangkau pedesaan, DPRD Jabar menilai investasi di Jabar belum  merata masih didominasi di perkotaan,

Realisasi investasi di Jabar belum banyak menjangkau pedesaan, DPRD Jabar menilai investasi di Jabar belum merata masih didominasi di perkotaan,

BANDUNG, roemahmedia.com - Anggota Komisi III DPRD Jabar, Deden Galih, SH, MM, mempertanyakan realisasi investasi di Jabar. “Apakah terwujud selama tahun 2020, atau akumulasi dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Deden, belum lama ini. Dari sisi kualitas, realisasi investasi belum tersebar merata di seluruh Kabupaten/Kota. Menurut Deden, hasil pemantauan, selama ini sebaran investasi lebih dominan tersebar di kota-kota besar. Pemerintah Provinsi Jabar, dalam LKPJ Gubernur tahun 2020, menyampaikan beberapa progres report yang isinya menyampaikan keberhasilan pembangunan .Satu hal yang dilaporkan adalah perihal investasi yang diklaim unggul. “Dengan mempertimbangkan berbagai indikator, laporan investasi harus dievaluasi secara komprehensif,” jelasnya. Merujuk kepada data yang dilaporkan pihak Pemprov Jabar dalam LKPJ Gubernur Jabar tahun 2020, ungkap Deden realisasi investasi yang bersumber dari PMA dan PMDN sebesar 14,6 persen. Dari sisi nilainya, jumlah investasi tersebut mencapai 120,4 triliun. Bahkan untuk investasi yang bersumber dari PMA , menempatkan Jabar sebagai Provinsi tertinggi dalam realisasi investasi di Indonesia Selanjutnya, jelas Deden laporan kuantitas Investasi ini, harus dievaluasi dari sisi kualitas. Jika pembangunan di daerah dapat terealisasi dengan cepat, investasi harus dibuka di kota-kota lainnya. Ini menjadi tanggung jawab dari Pemerintah di daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk membuat langkah konkrit agar investor dapat tertarik ke kota-kota lainnya. Keberhasilan investasi juga harus dievaluasi sejauh mana memberikan manfaat dalam perluasan lapangan kerja, terutama bagi para pencari kerja yang ada di daerah pusat pengembangan investasi itu. “Hal itu, dapat direalisasikan melalui promosi potensi daerah serta mempermudah layanan investasi,” ujar Deden.***