Ini Penjelasan Perbedaan Hilang Indera Penciuman Akibat Covid-19 dan Pilek

Ilustrasi

Ilustrasi

BANDUNG, roemahmedia.com - Salah satu gejala umum yang dirasakan pasien Covid-19 adalah anosmia atau kehilangan indra penciuman. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Office for National Statistics (ONS) November 2020, anosmia tak hanya terjadi pada pasien bergejala, tetapi juga dialami oleh kelompok asimptomatik atau tidak bergejala. Studi itu juga menyebut bahwa anosmia menjadi gejala yang dirasakan kebanyakan penderita infeksi virus corona. Kendati demikian, anosmia bisa terjadi akibat faktor lain, misalnya hidung tersumbat karena pilek, alergi, atau infeksi siuns. Saat lonjakan kasus Covid-19 melonjak di Indonesia, tentu ada kekhawatiran yang muncul saat kehilangan penciuman. Agar tidak salah, dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan (THT) Rumah Sakit RS Columbia Asia (RSCA) Prof Dr dr Delfitri Munir, Sp.T.H.T.K.L(K) menjelaskan perbedaan anosmia akibat Covid-19 dan pilek. -Anosmia pada Covid-19 Menurutnya, rongga hidung menjadi tempat menjadi tempat paling favorit bagi Covid-19, karena penularan virus melalui percikan dan airbone. "Di hidung ini, aliran udara lebih dari 75 persen terarah ke atap hidung. Di sana ada ujung-ujung saraf penciuman atau saraf penghidu," kata Delfitri, dikutip dari pemberitaan Kompas.com. Ia menjelaskan, atap hidung yang melengkung membuat partikel-partikel yang terbawa akan terbentur dan menyangkut. Kondisi ini yang membuat saraf penciuman terkena virus corona. Delfitri memaparkan, sifat virus yang merusak sel dan mengakibatkan peradangan membuat saraf penciuman terganggu, sehingga berakibat pada hilangnya indra penciuman. -Anosmia pada pilek Sementara itu, hilangnya indra penciuman akibat pilek atau influenza disebabkan oleh peradangan pada selaput lendir di seluruh hidung. Hal tersebut membuat hidung mampet dan tak bisa menghirup udara. "Karena radang, maka udara yang kita hirup tidak sampai ke atap rongga hidung tempat saraf itu, jadi dia nutup," ujarnya. Kondisi ini membuat partikel-partikel udara yang membawa bau itu tidak bisa masuk karena tertutup lubang hidung. "Kalau mampetnya hilang, ya bisa mencium lagi karena sarafnya tidak terganggu," kata dia. Perbedaan Kondisi saraf dalam hidung inilah yang membedakan hilangnya indra penciuman akibat virus corona dan pilek. Singkatnya, seorang pasien Covid-19 akan mengalami kehilangan indra penciuman, tetapi masih bisa menghirup udara dengan normal. Sementara kehilangan indra penciuman yang dialami oleh penderita pilek atau influenza biasanya disertai dengan gangguan dalam menghirup udara. Apa itu anosmia? Anosmia adalah kondisi di mana hidung tidak bisa merasakan bau atau kehilangan indera penciuman. Anosmia kerap dijumpai pada pasien yang terkena Covid-19. Namun bukan berarti anosmia hanya dialami oleh pasien Covid-19. Selain infeksi virus Covid-19, anosmia juga bisa disebabkan oleh hal-hal lain. Lalu apa saja penyebab anosmia? Berikut penjelasannya. Menurut ahli THT Raj Sindwani, anosmia bisa terjadi karena bawaan atau didapat. Anosmia bawaan terjadi sejak lahir, sedangkan anosmia didapat terjadi karena penyebab tertentu seperti trauma kepala. "Trauma frontal atau trauma kepala bisa menyebabkan trauma atau cedera geser yang mengakibatkan kerusakan pada saraf penciuman,” ucap Sindwani. Berikut adalah penyebab hilangnya fungsi indra penciuman: 1. penyakit parkinson 2. Penuaan 3. polip hidung 4. tumor hidung atau otak. Tidak berbeda jauh, dilansir dari WebMD, penyebab anosmia bisa terkait gangguan pernapasan sampai kerusakan saraf, antara lain: 1. Hidung tersumbat karena pilek, alergi, atau infeksi sinus 2. Polip hidung atau pertumbuhan benjolan di hidung dan sinus 3. Cedera pada hidung dan saraf karena operasi atau benturan di kepala 4. Efek samping obat tertentu seperti antibiotik, antidepresan, antiperadangan, obat jantung, dll. 5. Penurunan fungsi indra penciuman karena pertambahan usia 6. Efek samping terapi radiasi untuk kanker kepala dan leher 7. Kondisi medis seperti penyakit alzheimer, parkinson, multiple sclerosis, kurang gizi, gangguan hormon 8. Penyakit anosmia bawaan - Cara mengatasinya Ketika mengalami kehilangan fungsi indra penciuman, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk memastikan kondisi Anda. Dokter akan merekomendasikan perawatan yang paling tepat untuk mengatasi anosmia. Perawatan tersebut disesuaikan dengan penyebab mendasarnya. Berikut beberapa cara mengatasi anosmia baik dengan obat atau secara alami: - Obat Anosmia Melansir Healthline, jika anosmia disebabkan pilek atau alergi, dokter biasanya tidak memberikan obat khusus karena gangguan kesehatan ini bisa sembuh dengan sendirinya. Jika gejala tak kunjung membaik setelah beberapa hari, periksakan diri ke dokter. Penggunaan obat dekongestan dan antihistamin dapat mengatasi hidung yang tersumbat terkait pilek, flu, sampai alergi. Dokter juga akan meresepkan antibiotik untuk mengobati anosmia karena karena infeksi bakteri.  - Terapi indra penciuman  Selain penggunaan obat, cara alami yang bisa digunakan untuk mengobati anosmia adalah dengan terapi indra penciuman. Terapi ini belakangan jamak direkomendasikan untuk mengatasi anosmia karena cedera kepala dan infeksi virus. Sejumlah penelitian menunjukkan, terapi indra penciuman efektif merangsang mekanisme pemulihan alami tubuh yang tidak peka bau. Terapi indra penciuman untuk anosmia ini menggunakan minyak esensial untuk memicu respons sensorik. Beberapa jenis minyak esensial yang digunakan memiliki aroma tajam seperti kayu manis, vanita, jeruk, dan pisang.  Operasi Anosmia terkait penyumbatan saluran pernapasan seperti polip, tumor, atau kelainan bentuk tulang di dalam hidung terkadang tidak bisa disembuhkan dengan obat. Umumnya merekomendasikan operasi pengangkatan polip, tumor, atau tindakan bedah untuk mengatasi kelainan bentuk tulang di dalam hidung. Setelah saluran pernapasan tersebut lapang tanpa sumbatan, penderita bisa kembali mencium bau.  -Setop merokok  Upaya pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi anosmia adalah berhenti merokok. Kebiasaan merokok dapat memperparah kondisi anosmia. Pasalnya, rokok dapat menumpulkan kepekaan beragam indra, termasuk penciuman.Setelah diberi perawatan yang tepat, penderita yang mengalami anosmia bisa merasakan bau.***