Silaturahmi MUI Jabar dengan Kang Emil; Mesjid agar Jadi Sentra Vaksinasi

Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada acara silaturahmi MUI Jabar dengan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Jabar, berkaitan dengan peringatan kemerdekaan RI, Hari Jadi Jabar dan Tahun Baru Islam, Rabu, 18 Agustus 2021.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada acara silaturahmi MUI Jabar dengan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Jabar, berkaitan dengan peringatan kemerdekaan RI, Hari Jadi Jabar dan Tahun Baru Islam, Rabu, 18 Agustus 2021.

BANDUNG, roemahmedia.com - Ketua Umum MUI Jabar, Prof. KH. Rachmat Sjafei berharap masjid-masjid dijadikan sentra vaksinasi agar bisa mempercepat tercapainya kekebalan komunal. ”Kalau pesantren sudah mulai mengikuti vaksinasi dengan target 3 juta santri,” ujar Kiai Rachmat didampingi Sekum MUI Jabar, KH. Rafani Achyar pada acara silaturahmi MUI Jabar dengan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Jabar, berkaitan dengan peringatan kemerdekaan RI, Hari Jadi Jabar dan Tahun Baru Islam, Rabu, 18 Agustus 2021. Menurut Kiai Rahmat, silaturahmi itu sebagai upaya menjalin kerja sama antara alim ulama dan umara (pemerintah) karena menentukan kebaikan umat. Kerja sama yang baik bisa dijamin dari silaturahmi ini. "Apalagi dalam situasi pandemi ini membuat MUI menjadi rujukan masyarakat dalam bertanya soal ibadah. Misalnya, bagaimana hukum ibadah shalat dan ibadah lainnya saat pandemi ini," ujarnya dalam  Demikian juga dengan banyaknya fatwa yang sudah dikeluarkan MUI berkaitan dengan ibadah saat pandemi maupun vaksinasi dan lain-lainnya. Hadir dalam silaturahmi di antaranya Gubernur Jabar Dr. H. Ridwan Kamil, ST. Mud, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jabar KH. Miftah Faridl, perwakilan Kodam III/Siliwangi, Polda Jabar, dan Kanwil Kemenag Jabar serta Ustaz Adi Hidayat. Acara diikuti pula oleh para pengurus MUI kabupaten/kota se-Jawa Barat secara virtual. Dalam kesempatan itu, Ustaz Adi Hidayat memberikan bantuan paket imunitas untuk Covid-19 untuk warga Jawa Barat yang terdampak pandemi. Pada kesempatan itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, masyarakat harus tetap bersyukur di saat pandemi karena masih diberi kesehatan. "Karena dari 605 ulama yang meninggal dunia akibat Covid-19, maka sebanyak 200 ulama berasal dari Jawa Barat. Semoga pandemi ini segera bisa dikendalikan bahkan diakhiri," ujarnya. Demikian juga dengan nikmat bisa bertemu tatap muka karena saat pandemi semuanya dibatasi. "Tenyata nikmat bertemu dan bicara tatap muka ini sangat mahal harganya. Saat PPKM ini banyak warga yang berupaya dengan cara apa pun agar bisa bertemu dengan keluarganya di kampung," katanya. Bahkan, nikmat kemerdekaan juga sangat besar sebab sudah banyak negara yang bubar akibat peperangan seperti Yugoslavia dan Uni Soviet. "Betapa hebatnya Yugoslavia dan Uni Soviet pada masa lalu, tapi kini tak ada lagi kedua negara itu," katanya. Kang Emil juga mengemukakan, sebanyak 2.000 pesantren di Jawa Barat sudah memiliki unit bisnis melalui program One Pesantren One Product (OPOP). Upaya ini sebagai jalan kemandirian bagi pihak pesantren dan pemberdayaan masyarakat sekitarnya. "Pemprov Jabar mengalokasikan anggaran bisnis pesantren ini. Semuanya agar pesantren bisa lebih mandiri," kata Kang Emil  Lebih jauh, Kang Emil menyatakan, lembaga keagamaan dan pendidikan bisa jadi agen perubahan dan pemberdayaan masyarakat. Selain membantu unit usaha pesantren, Pemprov Jabar juga membantu dalam pengiriman satu desa satu hafiz Alquran, English for ulama dan mengirimkan ulama ke luar negeri. Mengenai pembukaan masjid maupun kegiatan keagamaan, Kang Emil menyatakan, bisa dilakukan kalau masyarakat disiplin protokol kesehatan. “Minimal dengan memakai masker karena bisa menekan penyebaran Covid-19. Selain itu, 70 persen warga sudah menjalani vaksinasi sehingga sudah ada kekebalan komunal," katanya. Gubernur merasa optimistis merdeka dari Covid-19 bisa terjadi tahun depan kalau usaha vaksinasi dan protokol kesehatan berjalan optimal. ***