Pelabuhan Patimban Diharapkan Ada Kegiatan Ekspor Pasca Alih Operator

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi  saat mendampingi Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Kamis (18/11/2021).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat mendampingi Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Kamis (18/11/2021).

BANDUNG, roemahmedia.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap ada kegiatan ekspor di Pelabuhan Patimban pasca peralihan operator. Dari sebelumnya dikelola sementara oleh Kemenhub yang memberikan penugasan kepada Pelindo III (sekarang Pelindo), akan diserahterimakan kepada PT Pelabuhan Patimban Indonesia (PPI) dan Toyota Tsusho Corporation. “Setelah serah terima dilakukan, diharapkan pada tanggal 17 Desember 2021 sudah dimulai kegiatan ekspor di pelabuhan ini,” kata Menhub saat mendampingi Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Kamis (18/11/2021). Peninjauan ini dilakukan dalam rangka pengecekan kesiapan pelabuhan jelang dilakukannya peralihan operator. Menhub mengungkapkan, peralihan operator pada pelabuhan yang dikerjasamakan dengan Jepang ini akan dilakukan pada 16 Desember 2021 mendatang. Sejak bulan Januari hingga November 2021, kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Patimban sudah mencapai total 12.335 unit kendaraan, yang diangkut oleh sembilan kapal dengan rute Patimban-Belawan dan Patimban-Makassar. Kesembilan kapal tersebut yaitu: Ferrindo 5, Serasi V, MV Ostina, Kalimantan Leader, Harmoni Mas 3, Serasi I, Harmoni Mas 8, MV Sulawesi Leader, dan KM Panorama Nusantara. Pelabuhan Patimban dibangun dengan tujuan untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, serta untuk menjamin keselamatan pelayaran termasuk eksplorasi gas. Turut hadir dalam kegiatan ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, Plt. Dirjen Perhubungan Laut Arif Toha, Staf Utama Menhub Bidang Transportasi Laut dan Logistik Maritim Agus H. Purnomo, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenkomarves Ayodhia G. L. Kalake, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, Direktur Kepelabuhanan Subagiyo, serta Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi Dalam tinjauannya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memimpin rapat koordinasi dengan segenap pemangku kepentingan. Hal-hal yang dikoordinasikan yaitu terkait perencanaan dan upaya penyelesaian target-target yang telah ditetapkan dalam mendukung optimalnya pengoperasian Pelabuhan Patimban. Seperti misalnya: kesiapan kegiatan ekspor, penyelesaian jalan tol yang ditargetkan selesai 2023, dan dukungan pemerintah daerah untuk mendukung optimalisasi pelabuhan. Menko Luhut menyampaikan, Pelabuhan Patimban akan menjadi cikal bakal kawasan industri dan perkotaan baru di Jabar bernama Rebana (Cirebon, Subang, Patimban dan Kertajati) Metropolitan, yang meliputi 6 (enam) kabupaten dan 1 (satu) Kota Cirebon, dengan jantung pertumbuhan kawasan Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati. Kawasan ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi Jawa Barat. Selain itu, kehadiran Pelabuhan Patimban juga dapat memangkas waktu tempuh distribusi dari kawasan industri ke pelabuhan. “Kehadiran pelabuhan ini akan menciptakan sekitar 4,3 juta peluang pekerjaan dalam 15 tahun ke depan, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Kita juga berharap, kepadatan di Jakarta akan berkurang karena ada kawasan industri di sekitar Pelabuhan Patimban. Sehingga tidak perlu ke Priok, tetapi bisa langsung ke Pelabuhan Patimban,” ucap Menko Luhut.