Pansus VI DPRD Jabar Raker Dengan KLHH Bahas Soal Tata Ruang

DKI JAKARTA, roemahmedia.com -  Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa barat H. Achmad Ru'yat memimpin Panitia Khusus (Pansus) VI DPRD Jabar saat melaksanakan rapat kerja bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Selasa, (18/1/2022). Dalam kunjungannya tersebut, pihaknya mengkonsultasikan terkait tata ruang di Jawa Barat. Achmad Ru'yat mengatakan, terkait tata ruang wilayah terutama perihal menjaga alam merupakan tanggung jawab bersama, pasalnya saat ini alam sudah tidak sesuai dengan peruntukannya. “Kita ingin menjaga kelestarian alam tetap terjaga dengan permintaan pasokan yang cenderung mengubah peruntukan tata ruang terutama dari lahan-lahan seperti cagar alam, ruang terbuka hijau dan seterusnya,” ujar Ru'yat. Menurut Ru'yat Proyek Strategis Nasional (PSN) banyak dibangun di wilayah Jawa Barat, hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap keberlangsungan ruang terbuka hijau yang semakin sempit. “Dimana kami menyadari proyek-proyek nasional banyak di Jawa Barat seperti kereta api cepat, kemudian jalan tol yang melintas diwilayah ruang terbuka hijau terutama cagar alam yang harus dilindungi," ujarnya. Achmad Ru'yat berharap, pihaknya bisa mensikronisasi terkait regulasi tata ruang pusat, Provinsi dan Kabupaten-Kota. Selain itu, Ketua Pansus VI DPRD Jabar, Hasbullah Rahmad mengatakan, LP2B merupakan prinsip dasar dalam rangka menuntaskan Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). “Perihal wilayah lingkungan hidup, semua proyek strategis nasional yang berada di Jawa Barat itu harus ada pendekatan KLHS nya dan harus ada pendekatan mitigasi bencana," ungkapnya. Salah satunya terkait Keppres no 87 tentang segitiga Rebana. “Kita ingin struktur ruang dikawasan Patimban itu juga tidak  semua untuk kawasan industri kita tetap mempertankan LP2B juga disitu," ungkapnya. Hasbullah berharap, semua proyek yang dilaksanakan di Jawa Barat harus lolos kajian KLHS terlebih dahulu, termasuk mitigasi bencana karena Jawa Barat sebagai salah satu daerah rawan bencana.