Atalia Ridwan Kamil terpopuler kedua Calon Walikota Bandung

BANDUNG – Hasil survei IDM Strategic menempatkan popularitas Atalia Praratya Kamil atau Atalia Ridwan Kamil rangking kedua ungguli Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana dalam Pilwalkot Bandung 2024. Hasil survei IDM Strategic tersebut tentu saja membuka peluang Atalia Praratya untuk dapat bertarung dalam konstalasi Pemilu Serentak 2024 mendatang. Dalam siaran persnya IDM Strategic menyebutkan popularitas Atalia Praratya mencapai 65,26% dan hanya kalah dengan pesohor Raffi Ahmad dengan 67,84%. Dalam survei tersebut, IDM Strategic melansir, di samping dua nama tertinggi yakni Raffi Ahmad dan Atalia Praratya Kamil, dua nama lainnya yang mendapat popularitas lebih dari 50% adalah Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan Anggota DPR RI Fraksi Nasdem Muhammad Farhan. Plt Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menempati posisi ketiga dengan 59,90%. Nama lainnya di bawah Yana Mulyana adalah M Farhan dengan 50,62%. Hasil survei popularitas tersebut tentu saja membuka ruang calon pemimpin Kota Bandung 2024 mendatang, termasuk tiga sosok di luar Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana yakni Rafi Ahmad, Atalia Ridwan Kamil dan M Farhan. Peneliti Senior IDM Strategic, Gilang Mahesa mengungkapkan, hasil survei tersebut ditemukan saat IDM Strategic sebagai Lembaga Data Analyst Consultant & Strategic Public Management menyelenggarakan pengukuran indeks terhadap permasalahan Kota Bandung. Survei juga sebagai pendahuluan terkait dengan kontestasi politik 2024 di Kota Bandung. Pengukuran Indeks dan Survei tersebut menurut Gilang, dilakukan pada rentang waktu 1-8 Maret 2022 dengan menggunakan metode Multistage Stage Random Sampling. "Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.119 responden dengan margin of error +/- 2,90 persen pada tingkat kepercayaan 90 persen," sebut Gilang Mahesa dalam rilisnya, Selasa (5/4/2022). Gilang mengungkapkan, klaster survei mencakup 30 kecamatan di Kota Bandung secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi Kota Bandung yang berusia diatas 17 tahun pada tahun 2024. Adapun pengumpulan data dilakukan pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak . "Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur persepsi publik terhadap nilai indeks permasalahan Kota Bandung. Juga sebagai pengukuran pendahuluan terkait popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas partai politik dan kandidat calon wali kota Kota Bandung," jelasnya. Survei juga bertujuan untuk mengukur potensi partisipasi dan kemantapan pilihan pada agenda kontestasi politik di tahun 2024. Dalam keterangannya, Gilang mengungkapkan, hasil temuan pokok dan analisis hasil surveinya menemukan sejumlah hasil. Dalam siarannya, IDM Strategic juga menemukan responden cukup memiliki penerimaan dan keterbukaan kepada pilihan baik dari klaster partai politik maupun non-partai politik. Hal ini ditunjukkan dengan nama-nama dari dua klaster ini yang berada di peringkat lima besar baik popularitas maupun elektabilitas. Membesarnya presentase pilihan terhadap nama-nama di klaster non-politik menunjukkan indikasi sementara ini adanya penurunan kepercayaan terhadap nama-nama yang beririsan dengan klaster partai politik. Hal ini seharusnya memberikan ruang dan peluang kepada calon independen untuk dapat bersaing secara lebih kompetitif dengan calon dari partai politik pada kontestasi pilkada Kota Bandung 2024. Indikasi penurunan kepercayaan tersebut sejalan dengan angka indeks kepuasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Kota Bandung. Survei pendahuluan ini dilakukan tiga bulan setelah meninggalnya Walikota Bandung Oded M. Danial. Waktu tiga bulan ini memberikan ruang terjadinya perubahan kontruksi pilihan politik publik dan hal ini cukup tergambarkan pada hasil survei. Selain itu, survei menemukan popularitas dan elektabilitas nama-nama di survei pendahuluan ini belum bisa melampaui angka popularitas dan elektabilitas Almarhum Oded M. Danial sebagai figure incumbent di survei sebelumnya. Ini menunjukan pasca meninggalnya Walikota Bandung, Oded M. Danial, popularitas dan elektabilitasnya belum terdistribusi maksimal kepada kandidat incumbent Pjs. Walikota Bandung, Yana Mulyana dan calon-calon dari PKS. Survei menemukan figur kandidat yang memiliki latar belakang public figure dan wajahnya sering muncul di ruang publik memiliki angka dikenal publik (popularitas) lebih tinggi di banding dengan nama lainnya. Survei menemukan ada empat nama yang memiliki angka popularitas cukup tinggi dari pilihan responden yaitu: 1. Selebriti Raffi Ahmad (67,84%). 2. Publik Figur istri Gubernur Jabar Atalia Praratya Kamil (65,26%). 3. Pjs Walikota Bandung politisi Partai Gerindra Yana Mulyana (59,90%) . 4. Politisi Partai Nasdem anggota DPR-RI Dapil Kota Bandung Muhammad Farhan (50,62%). Kedua nama populer yaitu politisi Nasdem Muhammad Farhan dan Pjs. Walikota Bandung sekaligus kader Partai Gerindra, Yana Mulyana, pada survei pendahuluan ini sementara memimpin dengan elektablitas lebih tinggi dibanding dengan nama-nama lainnya. Dalam simulasi pilihan menggunakan alat peraga, figur M Farhan mendapatkan suara 11,44% dan Yana Mulyana sebesar 10,62%. Berturut-turut dalam lima besar ada nama-nama di luar klaster partai politik yaitu Atalia Praratya Kamil (8,04%), Raffi Ahmad (5,88%) dan Budi Dalton (5,26%). Akan tetapi jika pilihan hanya melibatkan nama-nama dari kader Partai Politik, nama Muhammad Farhan unggul dengan 15.00%, disusul Yana Mulyana (14,05%), politisi PDIP Ahmad Nugraha (3,65%), politisi Golkar Edwin Sanjaya (2,97%), disusul politisi PKS Haru Suandara (2,30%). Survei dengan pilihan nama hanya dari kader Partai Politik menaikan angka responden yang belum menentukan pilihan atau tidak mau menjawab sebesar 51.49%. Survei juga menemukan bahwa nama-nama kader PKS dalam survei ini belum mendapatkan angka popularitas dan elektabilitas mendekati apa yang pernah di dapatkan oleh almarhum Oded M Danial, sebagai representasi dari partai pemenang pemilu 2019 dan pilkada 2018 di Kota Bandung. Kondisi seperti ini akan menjadi salah satu handicap dalam menghadapi kontestasi 2024, terlebih lagi dengan kondisi PKS sementara ini yang mengalami kegagalan dalam mengisi posisi Wakil Walikota Bandung sepeninggal Oded M. Danial dikarenakan tidak memenuhi ketentuan perundangan tentang syarat keterpenuhan waktu. Pemunculan nama-nama populer dan figur publik yang bukan kader partai seperi Raffi Ahmad, Atalia Praratya Kamil dan Budi Dalton dalam survei pendahuluan ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana persepsi penerimaan publik kepada nama-nama populis di luar kader parpol. Survei menemukan, walaupun tingkat popularitas dan keterpilihan beberapa nama populer itu lebih tinggi dari kader parpol, akan tetapi tingkat penerimaan publik masih lebih tinggi diberikan kepada dua kader parpol yaitu Yana Mulyana (7/10) dan M Farhan (6/10). Mereka memiliki nilai penerimaan lebih tinggi dibanding dengan Atalia Praratya Kamil (4/10), Raffi Ahmad (3/10), dan Budi Dalton (2/10). Hal ini menunjukan responden masih melihat track record pengalaman sebagai salah satu alasan menentukan pilihan. Seluruh rangkaian survei ini diselenggarakan dengan biaya mandiri dari IDM Strategic. Nama-nama yang muncul di dalam survei pendahuluan ini didapatkan dari penambangan data digital selama 1 tahun terakhir (Februari 2021 – Februari 2022) dan dikurasi dalam proses FGD saat pembuatan instrument survei. Hasil dari survei pendahuluan ini akan menjadi pijakan awal bagi pelaksanaan survei lanjutan Pilwalkot Bandung 2024, yang akan dilaksanakan oleh IDM Strategic di pertengahan tahun 2022.