FKDM Jabar dilantik, Ridwan Kamil Minta FKDM Benteng Terawal potensi Ancaman Kondusivitas

 Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melantik kepengurusan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jabar periode 2022-2025 di Aula Timur Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (22/6/2022).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melantik kepengurusan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jabar periode 2022-2025 di Aula Timur Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (22/6/2022).

BANDUNG, roemahmedia.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melantik kepengurusan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Jabar periode 2022-2025 di Aula Timur Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (22/6/2022). Forum yang pengurusnya berasal dari lintas instansi dan profesi ini dibentuk untuk mendeteksi awal potensi-potensi keresahan di masyarakat. FKDM inipun ke depan akan hadir sampai ke tingkat kecamatan. Dalam amanatnya, Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- mengatakan bahwa FKDM Jabar harus menjadi benteng terawal dengan sensitivitas tinggi dalam memetakan potensi membahayakan yang mengancam kondusivitas. "Saya titip betul FKDM menjadi benteng terawal dengan sensitivitasnya memetakan potensi-potensi yang membahayakan dan merugikan," kata Kang Emil. Dengan begitu, kata Kang Emil, potensi intoleransi, paham radikalisme, terorisme hingga penyebaran berita bohong bisa dicegah. Salah satu upayanya dengan menggunakan metode berbasis teknologi. "Ingat ini era digital pakailah metode berbasis teknologi dalam mendeteksi kewaspadaan karena informasi begitu cepat menyebar di media sosial," ucapnya. Kang Emil tidak ingin kondisi Jabar yang aman dan nyaman ini diganggu oleh pihak-pihak yang berniat buruk merusak kondusivitas. "Keindahan dan anugerah Jabar ini jangan sampai diganggu oleh pihak yang berniat buruk," ucapnya. Kang Emil sangat menanti aksi nyata FKDM Jabar untuk mewujudkan Jabar yang kondusif. Selain dibentuk hingga tingkat kecamatan, Kang Emil juga menyarankan agar FKDM Jabar yang diketuai Yayat Hidayat tersebut merangkul generasi muda. "Bikin saja FKDM versi anak muda atau pelajar jadi semua merasa kewaspadaan ini bukan institusional, tapi budaya. Sehingga akhirnya, orang Jabar aktif dalam mendeteksi hal-hal seperti itu," harapnya.