Bucky Wikagoe: "Lestarikan Budaya Tradisional Jabar agar Identitas Kita Tidak Hilang!"

Adikarya Parlemen

Anggota  DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Gerindra  Bucky Wikagoe

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Gerindra Bucky Wikagoe

BANDUNG, roemahmedia.com - Jawa Barat memiliki keanekaragaman budaya yang melahirkan beberapa jenis kesenian sebagai ciri budaya masyarakat, salah satunya adalah kesenian yang lahir di kalangan rakyat itu sendiri. Hal ini menunjukan beragam pula jenis kesenian yang dimiliki tiap-tiap daerah. Salah satu diantaranya kesenian yang bersifat tradisi. Keberadaan Kesenian tradisi erat kaitannya dengan kondisi, lingkungan, perekonomian , mata pencaharian masyarakat dan sebagainya. Di sisi lain, pelestarian budaya tradisional penting dalam memperkuat Pancasila. Saat ini pemahaman Pancasila mulai terkikis dikalangan generasi muda. Demikian dikemukakan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Gerindra Bucky Wikagoe berkaitan dengan budaya tradisional Jabar yang sudah mulai berkurang. Lebih jauh wakil rakyat dari Dapil JabarRoemahmedia.com I (Kota Bandung-Kota Cimahi) ini menuturkan Jawa Barat memiliki keanekaragaman budaya yang melahirkan beberapa jenis kesenian sebagai ciri budaya masyarakat, salah satunya adalah kesenian yang lahir di Jawa Barat. Artinya, lanjut Bucky, budaya tradisional itu banyak variannya diantaranya kesenian. Dilihat dari data ada sekitar 400 -an pertunjukan kesenian. Namun kondisinya ada yang sudah mati, sudah sekarat, masih ada yang baik , bertahan dan berkembang. "Kondisinya harus dilihat lagi," tandasnya. Tapi yang paling penting, lanjut Bucky, adalah produk warisan budaya dari kita ini merupakan hal yang penting menjadi identitas kita. "Jika pelestariannya tidak kita jaga akan kehilangan nilai-nilai budaya dan kita akan kehilangan identitas," jelas.Bucky "Saya menyampaikan Filosopi Sunda 'Hilang Bahasana Hilang Bangsana', jadi bagaimana program ngamumule bahasa Sunda betul-betul dilaksanakan dan konsisten," ungkap Bucky Sekarang banyak tulisan-tulisan di WA atau di jalan-jalan tertulis Wilujeung seharusnya ditulis Wilujeng. "Hal tesebut harus dikoreksi dari hal yang kecil. Jangan sampai kesalahan yang kecil dibiarkan jadi kesalahan yang besar," pungkasnya