Sorgum alternatif pengganti Gandum; Kadistanhor Jabar Dadan: Jabar sudah tanam seluas 488 ha

Tanaman sorgum

Tanaman sorgum

BANDUNG, roemahmedia.com - Sorgum bisa menjadi alternatif pengganti gandum. Dengan begitu, impor gandum bisa dikurangi, terutama kala ada hambatan pasokan komoditas tersebut akibat perang Rusia vs Ukraina saat ini. Hal ini telah disampaikan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko berbicara dalam acara virtual Gelar Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan dan Pangan 2021 di Jakarta, Selasa 30 November 2021. Sedangkan pada saat peringatan Hakteknas ke-27 dengan tema Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno di Cibinong, Jawa Barat, Rabu, 10 Agustus 2022, Tri Handoko menyebutkan sorgum bisa menjadi alternatif pengganti gandum sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pangan olahan seperti roti. "Jadi kalau dicampur (tepung sorgum) misalnya sampai 15 persen, tidak terasa sih, rotinya tetap enak," katanya. Belakangan pasokan gandum terkendala karena Ukraina yang merupakan salah satu pemasok gandum ke Indonesia tengah menurunkan pasokannya kepada negara lain. Konflik antara Rusia dan Ukraina yang masih berkecamuk turut mengganggu pasokan gandum di dunia. Selama ini Ukraina tercatat sebagai eksportir terbesar kelima dunia untuk gandum, dan Rusia merupakan eksportir terbesar di dunia untuk gandum. Sementara itu, budidaya tanaman sorgum telah dilakukan di Jawa Barat pada 2022 di lahan seluas 488 ha. "Itu dari anggaran pusat dan provinsi Jabar," ujar Kepala Dinas tanaman Pangan dan Hortikultura Dadan Hidayatkepada roemahmedia.com melalui pesan WhatsApp-nya, Selasa 16/8/2022. Menurut Dadan, budidaya sorgum tahun 2022 untuk Satuan Kerja Pusat dikembangkan di lahan 408 hektar yaitu di Majalengka 273, Pangandaran 100 ha, Kab. Cirebon : 15 ha Kab. Cianjur: 20 ha. Sedangkan untuk Satuan Kerja Provinsi Jabar dikembangkan di Majalengka 30 ha, Kab. Tasikmalaya 5 ha, Purwakarta 10 ha dan Subang 35 ha. Total : 80 ha. Menurut Peneliti Sorgum dari Balitsereal Kementan, Marcia Pabendon, sorgum adalah tanaman bandel dapat tumbuh baik di daerah yang kering. Sorgum merupakan tanaman organic (karena pertanamannya mengunakan pupuk kandang, kompos dll) tidak mengunakan pupuk anorganik (menyebabakan tanah keras). Mudah dalam pembudidayaan dan dapat dipanen berkali-kali (2-3 kali) dari sekali pertanaman, merupakan tanaman sehat, kandungan nutrisinya sama dengan beras dan jagung bahkan kelebihan sorgum kandungan seratnya lebih tinggi dari beras. “Kami di Badan litbang pertanian sudah bisa menghasilkan 13 varietas sorgum. Ini dapat dipilih oleh masyarakat sesuai tujuan yang diharapkan,” sebutnya. Sementara itu Prof. Ratno Sutjiptadi melihat Sorgum dari kaca mata lain. Ia mengatakan sorgum bukan tanaman lokal tetapi sebagai tanaman global. Sorgum hanya tumbuh di daerah tropis, sehingga Indonesia potensial menjadi negara eksportir Sorgum dunia. “Indonesia sangat bisa mengembangkan sorgum secara besar-besarkan bukan hanya sebagai bahan pangan tetapi sebagai energi terbarukan. Pertamina tertarik dengan sorgum sebagai tanaman penghasil energi terbarukan, karena hanya butuh waktu 3 bulan untuk berproduksi sementara sawit butuh waktu 4 tahun, jadi sorgum lebih unggul,” ujarnya.