| BANDUNG,- Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana membahas secara matang langkah pemberlakuan kembali PSBB secara total seperti yang akan dilakukan pemerintah DKI Jakarta menyikapi meningkatnya pandemi virus covid-19. Seperti diketahui pemerintah DKI Jakarta akan memberlakukan kembali PSBB di wilayahnya mulai Senin (14/9/2020) mendatang.
Sekretaris Gugus Tugas Jabar Daud Achmad mengatakan, pemerintah provinsi Jawa Barat saat ini masih melakukan pembahasan terkait dengan langkah Pemerintah DKI Jakarta yang akan melakukan kembali PSBB di wilayah kerjanya.
"Terkait dengan DKI mau PSBB lagi dan Jawa Barat mau seperti apa, tentunya ini kita masih dalam pembahasan, dan apa yang akan kita lakukan. Tentunya pak gubernur nanti secara khusus akan mengadakan pertemuan dulu dengan para kepala daerah di wilayah bodebek, dan setelah itu baru seperti apa yang akan kita ambil kebijakannya," jelas Daud.
Menurutnya, untuk menentukan sebuah kebijakan tentunya pemerintah provinsi Jawa Barat akan mempertimbangkan berbagai hal. Apalagi masalah PSBB ini memang harus diperhitungkan secara matang.
"Tentunya banyak hal dan aspek yang harus dilihat dengan PSBB totoal ini. Yang jelas pak presiden telah menyampaikan, kita harus fokus pada kesehatan dan ekonomi pun harus jalan," jelasnya.
Sementara itu Ketua Divisi Manajemen Fasyankes Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Marion Siagian mengatakan, ketersediaan ruang perawatan dan isolasi pasien positif COVID-19 rumah sakit rujukan di Jawa Barat (Jabar) masih aman. Hingga 11 September 2020, tingkat keterisian rumah sakit rujukan sekitar 44,33 persen. Angka tersebut masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan tingkat keterisian rumah sakit harus di bawah 60 persen.
"Sesuai SK (Surat Keputusan) Gubernur Jabar, kami memiliki 105 rumah sakit rujukan. Ditambah dengan rumah sakit rujukan SK bupati/wali kota. Total yang melayani pasien COVID-19 di Jabar ada 322 rumah sakit," kata Marion dalam jumpa pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (11/9/20).
Marion melaporkan, tingkat keterisian rumah sakit rujukan di wilayah Bodebek (Kota Bogor, Bekasi, Depok, Kabupaten Bogor, dan Bekasi) serta Kabupaten Karawang tergolong tinggi. Situasi tersebut menjadi perhatian Gugus Tugas Jabar.
Supaya penumpukan pasien COVID-19 tidak terjadi di keenam daerah tersebut, Gugus Tugas Jabar menerapkan rujukan antar kabupaten/kota. Selain itu, Marion mengatakan bahwa pasien positif COVID-19 DKI Jakarta dimungkinkan untuk mendapat perawatan di rumah sakit rujukan Jabar.
"Tadi pagi kami juga sudah video conference dengan Dinkes (Dinas Kesehatan) DKI Jakarta dan Dinkes Provinsi Banten untuk bagaimana pasien-pasien bisa tertangani dengan cepat, dan tidak ada permasalahan dalam akses ke rumah sakit karena kalau dilihat DKI Jakarta cukup padat untuk keterisian tempat tidur," ucapnya.
Marion menyatakan, Gugus Tugas Jabar intens menginventarisasi pusat isolasi nonrumah sakit sebagai upaya penguatan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan lonjakan kasus positif COVID-19.
Terdapat sekitar 998 tempat tidur di pusat isolasi nonrumah sakit kabupaten/kota. Kemudian ada sekitar 190 tempat tidur di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar. Kapasitas BPSDM Jabar sendiri dapat mencapai 600 tempat tidur.
"Pusat isolasi itu untuk pasien-pasien positif COVID yang tidak bergejala. Jadi kami lakukan isolasi apabila pasien tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah," kata Marion.
"Kalau DKI Jakarta punya Wisma Atlet dikelola oleh pusat, Jabar juga punya pusat-pusat isolasi yang memang menampung pasien-pasien yang tidak bergejala dan ini dilakukan pemilahan oleh dokter rumah sakit sebagai pengampunya," imbuhnya.
Selain itu, pengalihan fungsi ruang rawat di rumah sakit dilakukan. Hal itu untuk menambah kapasitas ruang rawat bagi pasien COVID-19.
Gugus Tugas Jabar pun sudah melakukan rekruitmen tenaga kesehatan dan telah ditempatkan di pusat isolasi kabupaten/kota. Rekruitmen akan kembali dilakukan bagi tenaga kesehatan maupun nonkesehatan untuk memperkuat SDM di rumah sakit, pusat isolasi, maupun laboratorium kabupaten/kota.
Berdasarkan data Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) pada Jumat (11/9/20) pukul 16:00 WIB, 7.161 pasien sudah dinyatakan sembuh/selesai isolasi. Jumlah terkonfirmasi positif COVID-19 yakni 13.940 orang. Sedangkan pasien dalam isolasi/perawatan yakni 6.486 orang. (wan)
Gedung Sate
Pemerintah DKI Jakarta Akan Melakukan PSBB Kembali, Pemprov Jabar Akan Bahas Secara Matang
842020-09-11 21:58:552 Mins read0 Comment
Baca Juga
ragam
Sekda Jabar Herman "Ngaprak" di Tengah Bau Sampah menyengat TPA Sarimukti
yoga712024-10-04 19:08:052 Mins read ragam
Bambang Tirtoyuliono Dapat Penghargaan dari Mendagri & Tempo Media Grup
yoga712024-08-31 06:30:082 Mins read ragam
Atalia Nyatakan tidak Akan Maju Pilgub Jabar dan Pilwakot Bandung
yoga712024-08-20 12:46:362 Mins read ragam
Peringatan HUT Kemerdekaan RI ala Dinas SDA Jabar, Bagi-bagi Bendera merah putih
yoga712024-08-13 21:15:382 Mins read ragam
AMPI se-Jabar Dukung Ahmad Hidayat Jadi Cawagub Jabar, Sosok Muda yang ideal dampingi Dedi Mulyadi
yoga712024-08-10 17:03:002 Mins read ragam