Pedagang Rempah-rempah Dapat Berkah

Saat pandemi Covid-19 rempah-rempah banyak dicari seperti temulawak, jahe, kunyit dan sereh

Tumpukan kunyit saat disortir dahulu di Kadaleman Desa Pakutandang Kec. Ciparay Kab. Bandung sebelum dijual ke Pasar-pasar Induk

Tumpukan kunyit saat disortir dahulu di Kadaleman Desa Pakutandang Kec. Ciparay Kab. Bandung sebelum dijual ke Pasar-pasar Induk

BANDUNG, roemahmedia.com - Penjualan rempah-rempah laris manis saat pandemi virus corona. Rempah-rempah, seperti kunyit, temulawak, jahe, sereh, dan yang lainnya ramai dicari masyarakat lantaran diyakini dapat menangkal virus tersebut.  JAJANG (30), salah satu penjual rempah-rempah di Pasar Caringin Bandung menuturkan masyarakat berbondong-bondong mencari rempah-rempah setelah pemerintah mengonfirmasi banyak pasien positif virus corona di Indonesia. Jajang yang ditemui roemahmedia.com di tempat tinggalnya di Kadaleman Desa Pakutandang Kec. Ciparay Kab. Bandung ini mengatakan, rempah-rempah yang paling banyak dicari adalah temulawak, jahe, kunyit dan sereh.  Menariknya, masyarakat juga memborong kunyit. Pembelinya pun berasal dari berbagai kalangan. Mayoritas pembeli pun pekerja kantoran. Umumnya mereka beli dengan ukuran seperempat kilogram (Kg) untuk tiap jenisnya. "Alhamdulillah bumbu dapur jadi laku. Sebelum corona penjualan biasa-biasa saja, cuma tukang jamu yang beli kunyit," ucapnya. Tingginya permintaan akan rempah-rempah membuat hargan naik. Pedagang yang sudah berjualan di Pasar Caringin Bandung selama 20 tahun itu mengatakan harga kunyit naik dari Rp10 ribu per kg menjadi Rp15 ribu per kg. Sedangkan, jahe dibanderol dari Rp20 ribu-Rp25 ribu per kg menjadi Rp40 ribu kg, sereh Rp10 ribu per kg menjadi Rp20 ribu per kg. Menurut Jajang naiknya harga kunyit disebabkan kelangkaan pasokan di pasar. Namun, untuk komoditas rempah-rempah lainnya, tidak terjadi kekurangan pasokan di pasar.  Kondisi tak jauh berbeda ditemukan di Pasar lainnya. Salah satu pedagang rempah-rempah,  Edi (52 tahun) mengungkapkan kenaikan permintaan rempah-rempah dari segala jenis, khususnya temulawak, jahe merah, dan kunyit setelah virus corona masuk ke Indonesia. "Kalau sebelum corona biasanya hanya terjual 3 ton-4 ton,  sekarang terjual 5 kg. Yang jelas jadi sering nambah stok," katanya. Kenaikan permintaan ini juga diikuti dengan lonjakan harga. Temulawak sebelumnya dipatok Rp30 ribu per kg naik menjadi Rp50ribu per kg. Lalu, harga jahe merah dari Rp65ribu - Rp70ribu per kg menjadi Rp100.000 per kg.  Edi bilang komoditas temulawak dan jahe merah mengalami kelangkaan. Bahkan, supplier nya di Yogyakarta pun mengaku mengalami kelangkaan stok. "Jadi laris saat corona itu. Sebetulnya kan minum ini untuk pencegahan daripada kena," terang dia. Ia pun mengaku penjualannya bisa naik hingga dua kali lipat, meskipun enggan menyebut nominalnya. Edi mengatakan pembelinya datang dari berbagai kalangan, padahal biasanya penjual jamu yang kerap berkunjung di tokonya. ***(Rizki P)