Ini Program Nyeupah Disperkim Jabar: Dari Sampah Bisa Dapat Rumah!

Kepala Disperkim Jawa Barat Boy Iman Nugraha .***

Kepala Disperkim Jawa Barat Boy Iman Nugraha .***

BANDUNG, roemahmedia.com - Punya sampah di rumah? Jangan dibuang, sayang ke depan bisa menjadi uang bahkan bisa dapat rumah Nggak percaya? Semua itu karena adanya program “Nyeupah” yang diluncurkan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Provinsi Jawa Barat. Hal ini disampaikan Kang Boim (panggilan akrab Boy Iman Nugraha – Kepala Disperkim Jawa Barat) saat menggelar acara Coffee Morning “Ngolong: Ngobrol Sisi Balong Bersama Kang Boim di Halaman Belakang Kantor Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, Jl. Kawaluyaan Indah No. 4 Bandung (Jumat 26/2). Dalam acara tersebut, Kang Boim menyampaikan dan mengusung program Nyeupah (Nyetor Sampah Jadi Berkah). Ia menyebut program Nyeupah ini sebagai gerakan penuntasan sampah di pemukiman. “Jadi program Nyeupah ini, kita ingin memulai gerakan penuntasan sampah di kawasan pemukiman secara mandiri,” ujarnya. Kang Boim juga mengemukakan pihaknya ingin mengurangi sampah mulai dari hulu, guna mengurangi residu pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).  Kang Boim pun akan mencanangkan program tabungan sampah dapat ditukar menjadi rumah apartemen. Ia menargetkan, rencana penukaran sampah dalam bentuk rumah itu akan direalisasikan dua bulan ke depan. “Beli rumah pakai sampah, Perumahannya sudah ada di Rancaekek. Saya targetkan lima alumni apartemen transit bisa beli rumah pakai sampah,” ucapnya. “Jadi ada tabungan penghunian plus tabungan sampah. Dua bulan ke depan mudah-mudahan bisa terealisasi,” imbuhnya. Kang Boim pun mengungkapkan pihaknya telah memiliki sampel – sampel bank sampah yang akan menjadi model Program Tuntas Sampah Kawasan, yaitu Grimi, Bank Sampah Bersinar, serta dari TPS 3R Cimahi Melong Berseri. Disperkim Jabat juga akan menerapkan program Nyeupah di beberapa kawasan dengan menggunakan model Bank Sampah dari Grimi, Bank Sampah Bersinar, dan Melong Berseri. Ketiga bank sampah tersebut menjadi percontohan dan penerapannya akan menyesuaikan dengan kawasan masing-masing. Nantinya, pelaksanaan tersebut juga akan berbeda–beda, bergantung pada produksi sampah di kawasan tersebut. Tiga model ini diterapkan di beberapa kawasan. Kawasan mana yang cocok dengan model Grimi, dengan model Bank Sampah Bersinar, maupun Melong Berseri. Kita akan coba dan terapkan per kawasan. “Bisa per satu Minggu sekali atau satu Minggu dua kali, tergantung dari produksi sampah yang ada,”papar Boim. Selain itu, pengurangan residu sampah yang sampai ke TPA dilakukan untuk memperpanjang usia TPA. “Jadi secara prinsip bahwa kita ingin mengurangi residu yang harus dibuang ke TPA, sehingga apabila berkurang residu yang dibuang ke TPA, bisa memperpanjang usia TPA,” ujarnya.***