Ridwan Kamil Minta Satpol PP Jabar Lakukan Inovasi Teknologi Digital

Ket foto: GUBERNUR Jabar Ridwan Kamil didampingi Kepala Satpol PP Jabar M Ade Afriandi pada Peringatan HUT Satpol PP tingkat Jabar ke-73, di Bandung Senin 7/3. BANDUNG,roemahmedia.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Jabar berinovasi menerapkan teknologi digital dalam pekerjaannya. Kang Emil menyampaikannya saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Satuan Pamong Praja atau Satpol PP yang ke-73. Inovasi yang diminta Ridwan Kamil kepada Satpol PP yakni, Salah satu penerapan teknologi digital yang diminta Ridwan Kamil kepada Satpol PP adalah membuat aplikasi. “Jangan lupa kita melakukan reformasi dengan digital. Monitoring area yang tidak tertib dengan CCTV. Pembacaan situasi secara digital itu harus segera Satpol PP miliki,” ujar Kang Emil, di Jl Soekarno (samping Gedung Merdeka) Bandung, Senin, 7 Maret 2022. Menurut Ridwan Kamil, Satpol PP butuh menerapkan teknologi digital dalam bekerjanya. Seperti aplikasi yang membantu kerja Satpol PP lebih cepat dalam merespon komplain masyarakat. Monitoring area sudah dengan CCTV, tinggal didukung dengan aplikasi yang mampu merespon lebih cepat setiap keluhan masyarakat Jawa Barat. “Selain kekuatan, Anda harus memiliki kecepatan menolong, ada aplikasi yang merespons curhatan warga tentang kejadian di lapangan yang semrawut,” imbau dia. “Satpol PP wajib memastikan semua sudut kabupaten dan kota di Jawa Barat tetap aman, tertib dan lancar. Hal itu harus ditunjang melalui inovasi salah satunya kecanggihan teknologi digital,” tambah Ridwan Kamil. Selain meminta Satpol PP berinovasi dengan membuat aplikasi, Ridwan Kamil pun meminta Satuan Pamong Praja lebih mengedepankan aspek pendekatan humanis dalam menegakkan ketenteraman dan kenyamanan. Dalam menegakkan ketenteraman dan kenyamanan jangan sampai menuai dinamika (konflik) di lapangan. Mengingat Satpol PP menjadi salah satu garda terdepan menegakkan ketenteraman dan kenyamanan, maka wajib menyiapkan metode yang cepat dan akurat dan tidak sampai refresif. “Saya titip, ketenteraman supaya dilakukan dengan pendekatan yang humanis. Tidak boleh lagi ada kegiatan yang represif berlebihan.Cari metodologi cepat dan akurat yang tidak menimbulkan dinamika,” ujar Kang Emil. “Berikutnya, Anda harus mempunyai kekuatan karena bukan tipe orang kantoran. Anda setiap hari mengenakan seragam ini dengan keringat dan batin yang tergerak agar hidup masyarakat tetap nyaman dan seimbang,” sambung dia.***