Dinas SDA Jabar Survey Lapangan terkait Relokasi Saluran Irigasi Terdampak Proyek KCJB

Kepala Seksi Perencanaan Irigasi Dinas SDA Jabar Heni Kusumawati saat survey lokasi  Saluran Sekunder Bojong Melati pada daerah irigasi Ciyasana dengan luas areal 1.189 ha yang merupakan Irigasi lintas pada Kab/Kota Bandung yang terdampak proyek KCJB. ( Foto Instagram Dinas SDA Jabar)

Kepala Seksi Perencanaan Irigasi Dinas SDA Jabar Heni Kusumawati saat survey lokasi Saluran Sekunder Bojong Melati pada daerah irigasi Ciyasana dengan luas areal 1.189 ha yang merupakan Irigasi lintas pada Kab/Kota Bandung yang terdampak proyek KCJB. ( Foto Instagram Dinas SDA Jabar)

BANDUNG, roemahmedia.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jabar Dikky Achmad Sidik menggemukan Dinas SDA Jabar melakukan survei lapangan terkait relokasi saluran irigasi terdampak proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Salahsatunya menurut Dikky, pada 6 April 2022 Dinas SDA Jabar menurunkan tim melalui Bidang Perencanaan Teknik Seksi Perencanaan Irigasi ke lokasi Saluran Sekunder Bojong Melati pada daerah irigasi Ciyasana dengan luas areal 1.189 ha yang merupakan Irigasi lintas pada Kab/Kota Bandung yang terdampak proyek KCJB. Survei lapangan dipimpin Kepala Seksi Perencanaan Irigasi Heni Kusumawati, dan staf juga dihadiri dari pihak terkait dari konsultan perencana. "Survei lapangan dilakukan dengan tujuan mengetahui kondisi eksisting dan titik lokasi saluran irigasi terdampak proyek KCJB," ujar Dikky. Selain itu, survey dilakukan untuk mengetahui penanganan sementara yang sudah dilakukan proyek pembangunan KCJB. Juga melihat jalur trase relokasi yang akan3 direncanakan. Serta memberi dan mengarahkan aspek teknis pada konsultan perencana. "Diharapkan ke depannya perencanaan dan pembangunan saluran relokasi ke pada proyek KCJB berjalan lancar dan memberikan manfaat penuh untuk masyarakat pemakai irigasi," harap Dikky. Sementara perangkat daerah Pemprov Jabar lainnya yang terkait proyek KCJB intensif melakukan langkah-langkah pendukungan kelancaran operasional proyek KCJB. Seperti yang telah diberitakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengemukakan Kereta Cepat Jakarta Bandung Ditargetkan Uji Coba November 2022 bertepatan dengan perhelatan G20. Hal itu disampaikan Ridwan Kamil bersama seusai rapat pembahasan dengan Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China, Dwiyana Slamet Riyadi mengenai persiapan uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang akan dilakukan bertepatan dengan perhelatan G20 pada bulan November 2022, pada Kamis (7/4/2022). "Berita baik di bulan November 2022 pada perhelatan G20, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan memulai uji coba pengoperasian," kata Ridwan Kamil. Gubernur juga membahas progres pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) yang sudah mencapai 80 persen. Moda transportasi canggih itu ditargetkan beroperasi untuk melayani masyarakat pada Juni 2023. "Semua sesuai dengan progres. Jadi tidak betul tak ada pergerakan karena per hari ini sudah sesuai dengan target 80 persen. Untuk pengoperasiannya sesuai dengan yang sudah disepakati, yaitu pada bulan Juni 2023. Penumpang pertama sudah bisa menggunakan kereta yang kita tunggu-tunggu ini," ungkap Kang Emil, sapaan akrabnya. "Bulan November, warga Jawa Barat bisa melihat kereta cepat akan dipamerkan di G20," imbuhnya. Kang Emill juga mengatakan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, banyak pelaku usaha properti yang berminat membangun bisnis dititik Transit Oriented Development (TOD), dan paling progresif yang banyak diminati investor adalah di Stasiun Halim, Jakarta. "TOD paling progesif di kawasan Halim Perdanakusuma. Di Halim sudah ada pengembang yang akan membangun rumah sakit, mal dan lain-lain. Kemudian TOD di Karawangan ada hotel dan perkantoran," ujarnya. Lebih lanjut, Kang Emil menuturkan, di titik Walini, Kabupaten Bandung Barat akan dibangun stasiun bekerja sama dengan pihak ketiga. Sementara itu di Stasiun Tegalluar Bandung sebagai stasiun akhir KCJB akan dibangun jembatan penyeberangan untuk kendaraan. "Ada opsi pihak ketiga menyumbangkan stasiunnya, sehingga dengan PTPN VIII bisa mengembangkan Kota Baru Walini," ujarnya. Menurut Kang Emil, hadirnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung bukan semata-mata sebagai alat transportasi. Jauh lebih penting adalah sebagai alat pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah jalur Jakarta-Bandung. "Kereta cepat ini fungsinya dua. Pertama sebagai alat transportasi, dan kedua lebih penting adalah alat untuk pertumbuhan wilayah di jalur kereta cepat," jelasnya. Sementara itu Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, semua kendala mengenai pembangunan terowongan sudah diselesaikan. Dari total 13 terowongan, saat ini sudah terbangun 12. Ia memastikan, selesainya pembangunan terowongan akan membantu progres pembangunan bidang lainnya. "Kita sudah melintasi Kilometer 145 ke arah Tegalluar, dan Cileunyi," kata Dwiyana. "Jadi kendala di tunnel sudah selesai, dari 13 tinggal satu tunnel. Saat ini (proyek) sudah melintasi Kilometer 145 ke arah Tegalluar, dan  Cileunyi," ujarnya.***