GNPKRI Jabar Minta Ridwan Kamil Copot Pejabat dan TAP Terkait yang Tak Becus Ngurus Petani Milenial

GUBERNUR Jabar Ridwan Kamil saat panen jagung di Wanaraja Garut yang sekaligus meluncurkan program 5.000 Petani Milenai Juara, beberapa waktu yang lalu.

GUBERNUR Jabar Ridwan Kamil saat panen jagung di Wanaraja Garut yang sekaligus meluncurkan program 5.000 Petani Milenai Juara, beberapa waktu yang lalu.

BANDUNG, roemahmedia.com - Program Petani Milenial yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyisakan polemik. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun meminta maaf atas persoalan itu. Hal ini membuat Ketua GNPKRI Jabar Abah Nana angkat bicara. Para Pejabat dan TAP (Tim Akselerasi Pembangunan) dan BUMD (PT Agro Jabar) yang terkait mengurus program petani milenial ini harus ditindaktegas dan harus dicopot alias dinonjobkan. "Mereka telah mempermalukan Ridwan Kamil sebagai pimpinannya sampai minta maaf kepada publik seperti itu," ujar Abah Nana dalam pesan singkat WhatsApp-nya, 2/2/2023. Abah Nana juga meminta aparat penegak hukum untuk memeriksa kembali lebih detail soal penggunaan anggaran Program Petani Milenial di masing-masing OPD terkait. "Program Petani Milenial Jadi polemik pasti dalam pelaksanaan program kegiatan ada yang salah," jelas Abah Nana GNPKRI Jabar akan turut mengawal dan mengevaluasi pelaksanaan program petani milenial. "Tak hanya tertib tidaknya adminstrasi tetapi juga efektivitas program," jelas Abah Nana. Seperti diketahui Petani Milenial ini melibatkan sejumlah dinas, yakni Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan. Dinas tersebut berada di bawah koordinasi Biro Perekonomian Setda Jabar dengan supervisi dari Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) Gubernur Jabar. Pelaksanaan program petani milenial di Jawa Barat juga mendapat sorotan tajam dari Sektretaris Komisi 2 DPRD Jabar, R. Yunandar R. Eka Perwira, S.T.. Menurut Yunandar, program petani milenial memang dari sejak awal hanya gimmick Gubernur Jabar Ridwan Kamil saja. "Tidak tepat sasaran dan tidak didesain secara sungguh-sungguh untuk memajukan sektor pertanian apalagi mensejahterakan petani yang ada," ujar Yunandar melalui pesan WhatsApp-nya kepada roemahmedia.com, Rabu 1/2. Yunandar mengungkapkan, Komisi 2 DPRD Jabar menerima laporannya dari Biro Perekonomian Jabar hanya soal peserta dan jenis usaha pertaniannya "Sudah sejak tahun 2020 kami rutin membahas petani milenial dengan dinas terkait dan biro perekonomian," jelasnya. "Kami selalu mengusulkan perbaikannya. Tetapi seperti saya sampaikan di atas ini hanya program gimmick, jumlah terlalu kecil dan sifatnya instan," lanjut Yunandar. Yunandar mengemukakan, Petani Milenial ini akan menjadi bahan pembahasan: nanti menjelang pembahasan LKPJ Gubernur Jabar dan pembahasan anggaran tahun 2024 sekitar bulan Maret 2023 ** Dilansir detikJabar, polemik program tersebut disampaikan oleh seorang pemuda bernama Rizky Anggara lewat cuitannya. Dia mengaku jika program itu menyisakan seabrek masalah, seperti tidak pernah dibayar oleh salah satu perusahaan swasta yang menjadi offtaker atas program tersebut hingga menyebabkan dirinya harus dikejar-kejar utang bank yang nominalnya mencapai Rp 1,3 miliar. Curhatan Rizky kemudian mendapat sorotan langsung dari Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil. Melalui akun Twitter pribadinya @ridwankamil, Kang Emil memohon maaf atas polemik yang terjadi dalam program Petani Milenial. "Hatur nuhun, Kang, atas informasinya. Saya meminta maaf atas kekurangan program, dan meminta maaf atas kepada pihak yang mengalami ketidaknyamanan sebagai akibat dari permasalahan program ini," kata Kang Emil dalam cuitannya sebagaimana dikutip detikJabar, Kamis (2/2/2023). Kang Emil pun memastikan sudah menginstruksikan jajarannya supaya segera menyelesaikan polemik program Petani Milenial ini. "Saya sudah instruksikan masalah ini untuk segera diselesaikan," kata Emil. Sebelumnya diberitakan, akibat mengutang ke bank, salah satu rekan Rizky di kelompok Petani Milenial harus didatangi pegawai bank di rumahnya di Cimahi. Temannya itu hanya tinggal berdua saja bersama ibunya yang sama sekali tidak tahu-menahu tentang program Petani Milenial.