Raden Tedi: Petani Nenas Subang Perlu terus diberikan edukasi

Adikarya parlemen

Raden Tedi ST

Raden Tedi ST

BANDUNG, roemahmedia.com - Anggota Komisi 1 DPRD Jabar dari Fraksi PAN Daerah Pemilihan Subang Majalengka Sumedang, Raden Tedi ST mengapresiasi salahsatu BUMN, PT Pupuk Kujang Cikampek melalui Departemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) membantu petani mendirikan pusat edukasi nanas di Kabupaten Subang, Jawa Barat. "Pusat edukasi itu diproyeksikan bisa menjadi salah satu tempat untuk mempelajari seluk beluk buah nanas di seluruh Indonesia," jelas Raden Tedi, 21/01 Menurut Raden Tedi, Subang dikenal dengan kekayaan budayanya yang unik dan keindahan alamnya. Namun, salah satu hal yang paling ikonik di sana buah nanas. Nanas telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari Subang, sehingga seringkali dikatakan bahwa perjalanan ke kota ini tidak lengkap tanpa mencicipi buah nanas atau membawanya pulang sebagai oleh-oleh. Nanas dari Subang memiliki cita rasa dan aroma yang khas dan kuat, menjadikannya salah satu ciri khas dari daerah ini. "Oleh karena kita bersama perlu menjaga kelestarian Nanas Subang ini," ujar Raden Tedi. Menurut Raden Tedi, para petani nanas harus diberikan edukasi dan ditingkatkan kesejahteraannya. Terutama para generasi muda diedukasi sehingga bisa meneruskan budidaya nanas. Pusat edukasi tersebut akan dinamakan Pusat Pembelajaran Nanas Nusantara (PUSPANARA). Pusat edukasi tersebut tak lepas dari nilai sejarah nanas yang mengakar kuat di masyarakat Subang. Pusat edukasi nanas tersebut akan melengkapi sejumlah program pemberdayaan yang telah dilaksanakan di Kampung NanasKu, Desa Sarireja sejak tahun 2019. Berbagai program pemberdayaan tersebut membuat petani nanas di Sarireja telah naik kelas. Hasil kajian para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM), berdasarkan metode Social Return of Investment (SRoI), Kampung NanasKu mendapat nilai 6,094. Adapun nilai investasi yang dikeluarkan mencapai Rp 229 juta dan telah menghasilkan nilai perubahan sebesar Rp 1,82 miliar. Setelah berbagai program itu dilakukan, terjadi perubahan pada petani nanas di Sarireja. Secara umum, petani binaan bisa menghasilkan nanas yang lebih berkualitas. Jika sebelumnya nanas hanya dijual di kios pinggir jalan raya Subang, saat ini nanas produksi petani Sarireja bisa masuk standar pasar modern bahkan diminati pasar luar negeri. Hal itu tak lepas dari kokohnya pondasi program tersebut. Program ini diawali dengan penguatan kualitas nanas. Jika dulu rata-rata kadar kemanisan nanas Sarireja di bawah 15 brix, setelah pendampingan budidaya, petani juga bisa menghasilkan nanas dengan kadar manis yang tinggi, di atas 15 brix. Alhasil, nanas Sarireja bisa memenuhi standar pasar modern dan bisa masuk ke supermarket. Setelah didampingi Pupuk Kujang, para petani binaan pun bisa membuat produk turunan lainnya, mulai dari keripik, sirup, wajit hingga pupuk organik dari nanas busuk. Bahkan petani sedang didampingi untuk membuat kain dari daun nanas dan silase atau pakan ternak.