Roemahmedia.com I BANDUNG, Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo, yang didampingi bersama empat Wakil Ketua MPR,
Ahmad Muzani, Lestari Moerdijat, Arsul Sani, Fadel Muhammad, serta Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Penny K Lukito, yang didampingi oleh Direktur Standardisasi Obat dan NAPPZA – BPOM RI,
Togi Junice Hutadjulu dan Plt. Direktur Pengawasan Produksi Pengawasan Produksi Obat, Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor, Nurma Hidayati, mengunjungi Bio Farma pada 15 September 2020.
Kunjungan ini disambut langsung oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dan beberapa jajaran
Board of Executives Bio Farma.
Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pengadaan vaksin Covid-19 untuk
keselamatan masyarakat Indonesia sudah berjalan. Hal ini tentu saja sejalan dengan amanat pembukaan
Undang - Undang Dasar 45, dimana pemerintah wajib melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum rakyat Indonesia.
"Kami meminta pemerintah untuk serius menanggulangi dan memutus mata rantai pandemik Covid-19,"kata Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, Selasa (15/9/2020)
"Kita sedang di hadapkan dengan tarik ulur dua kutub kepentingan yaitu antara melindungi kesehatan
masyarakat atau menyelamatkan perekonomian negara yang terus tergerus oleh dampak pandemik
Covid-19 ini,"ungkapnya
“Ada langkah yang sangat urgent dan segera dilaksanakan, salah satunya adalah menemukan segera vaksin yang tidak saja efektif untuk melawan Covid-19, melainkan juga aman ketika kita gunakan dan
disinilah peran sentral dan menentukan Bio Farma sebagai pesohor industri farmasi yang produknya
telah digunakan di lebih dari 150 negara”, jelasnya
Sementara itu, dalam sambuatan Penny K Lukito mengatakan, Peran Badan POM dikaitkan dengan
kebutuhan vaksin dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, peran vaksin menjadi perhatian kita
semua. Saat ini, vaksin Covid-19 sudah mulai masuk uji klinis tahap ke III, tentunya dengan harapan
keamanannya yang sudah terbukti pada uji klinisRoemahmedia.com I dan II, dengan subjek yang lebih besar akan kita
buktikan pada fase uji klinis ke III.
“Badan POM juga sudah mendampingi ekspansi kapasitas produksi dari Bio Farma untuk nanti kita bisa melakukan tahapan pengembangan vaksin di Indonesia. Jadi, kedepannya kita tidak hanya membeli
produk yang sudah jadi dari luar negeri, tetapi juga bisa memproduksi sendiri di didalam negeri” , ujarnya
Dalam presentasi yang disampaikan oleh Honesti Basyir, Bio Farma memiliki dua pendekatan strategis
dalam hal pembuatan vaksin, yaitu untuk jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka panjang, Bio Farma akan mengembangkan vaksin merah-putih, berkolaborasi dengan Lembaga Biomolekuler
Eijkman, yang akan menggunakan strain virus asli Indonesia,
“Vaksin merah putih ini, diharapkan akan
diproduksi pada Q3 dan Q4 2022, bekerjasama dengan lembaga Eijkman yang berperan untuk penelitian
awal sampai dengan pembuatan bibit vaksin, untuk kemudian pada Q1 – Q2 2021 akan dilanjutkan oleh Bio Farma dari mulai preclinical trial, Uji Klinis tahap I, II dan III yang kemudian untuk diregistrasikan ke
Badan POM”, ujar Honesti.
Dia menambahkan sambil menunggu vaksin buatan asli Indonesia ini dibuat, Bio Farma menggandeng
Sinovac untuk penyediaan vaksin Covid-19. Saat ini, calon vaksin dari Sinovac masih memasuki tahap uji
klinis tahap III di Bandung bekerjasama dengan FK UNPAD, kepada 1620 relawan yang bertujuan untuk
melihat keamanan dan keampuhan dari calon vaksin Covid-19 tersebut.
Alasan menggandeng Sinovac
adalah, berdasarkan list dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), Sinovac merupakan salah satu perusahaan
yang penelitian vaksin untuk Covid-19 nya, sudah masuk kedalam tahap Uji Klinis tahap III.
“Sinovac bukanlah partner asing bagi Bio Farma, karena dalam perjalanannya, Bio Farma dan Sinovac sudah melaukan pengembangan produk bersama, dan mereka adalah salah satu perusahaan vaksin yang
sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO. Faktor lainnya adalah vaksin Covid-19 yang mereka
kembangkan adalah jenis vaksin inactivated atau vaksin yang sudah dimatikan, dan Bio Farma sudah
menguasai metode pembuatan vaksin tersebut ”, ujar Honesti.
Bio Farma sendiri, sudah siap untuk menerima bahan baku vaksin dari Sinovac pada bulan November
2020 mendatang sebanyak 10 juta dosis, dan berturut – turut akan dikirimkan 40 juta dosis dalam
jangka waktu Desember 2020 – Maret 2021, sehingga total bahan baku vaksin yang akan Bio Farma
terima dari sinovac sebanynak 50 juta dosis vaksin.
“Sinovac sudah komitmen untuk mengirimkan bulk vaksin Covid-19 sebanyak 50 juta dosis hingga Maret 2021. Kemudian mereka juga akan memprioritaskan bahan baku vaksin Covid-19 tersebut, sebanyak 210 juta dosis hingga Desember 2021
mendatang sehingga total dari Sinovac ada 260 juta dosis”, ujar Honesti.
Selain dari Sinovac, Untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia, salah satu anggota holding BUMN
Farmasi yaitu PT Kimia Farma, Tbk, sudah melakukan MoU dengan perusahaan farmasi dari Uni Emirate
Arab, G42, untuk mendapatkan 10 juta dosis vaksin dalam bentuk final product, pada Desember 2020
mendatang.
Selain 10 juta dosis pada tahun 2021, G42 komitmen untuk memberikan supply sebanyak
50 juta dosis, sehingga dari G42, akan mendapatkan total 60 juta dosis.
Baca Juga
ragam
Sekda Jabar Herman "Ngaprak" di Tengah Bau Sampah menyengat TPA Sarimukti
yoga712024-10-04 19:08:052 Mins read ragam
Bambang Tirtoyuliono Dapat Penghargaan dari Mendagri & Tempo Media Grup
yoga712024-08-31 06:30:082 Mins read ragam
Atalia Nyatakan tidak Akan Maju Pilgub Jabar dan Pilwakot Bandung
yoga712024-08-20 12:46:362 Mins read ragam
Peringatan HUT Kemerdekaan RI ala Dinas SDA Jabar, Bagi-bagi Bendera merah putih
yoga712024-08-13 21:15:382 Mins read ragam
AMPI se-Jabar Dukung Ahmad Hidayat Jadi Cawagub Jabar, Sosok Muda yang ideal dampingi Dedi Mulyadi
yoga712024-08-10 17:03:002 Mins read ragam