Belum Dapatkan Home Base, Ini Alasan Persebaya Ingin Tetap Home Tak Jauh Dari Surabaya

| BANDUNG,- Masih kesulitan mencari home base, Persebaya Surabaya meminta tambahan waktu satu pekan untuk mendapatkan home base definitif. Persebaya tidak bisa berkandang di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) karena saat ini stadion tersebut dalam proses renovasi karena ditunjuk menjadi salah satu venue Piala Dunia U-20. Persebaya pun memilih Stadion Gelora Delta Sidoarjo sebagai home base. Namun belum lama ini Pemerintah Sidoarjo tak memberikan izin Persebaya menggunakan stadionnya. Manajer Persebaya, Chandra Wahyudi membenarkan kalau sampai saat ini timnya belum mendapatkan home base yang definitif. Oleh sebab itu pada manager meeting PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan klub yang berlangsung di Hotel Sheraton Bandung, Senin (21/9/2020) kemarin, Persebaya meminta wktu sampai minggu ini untuk mendapatkan home base yang letaknya masih di sekitar Surabaya. Namun kalau sampai batas waktu yang ditetapkan mereka masih belum mendapatkan tempat, Persebaya pun minta Liga untuk mencarikan solusinya. "Ya memang sampai saat ini Persebaya belum mendapatkan home base yang definitif, makanya waktu manager meeting kami menyampikann kepada liga kami masih minta waktu sampai minggu ini untuk mendapatkan home base masih di sekitar Surabaya," ujar Chandra. "Tapi kalau misalnya sampai akhir minggu ini kami belum mendapatkan home base definitif kami minta liga untuk mencarikan solusinya seperti apa, karena inikan kompetisi yang di organize oleh LIB jadi Persebaya sebagai salah satu klub minta LIB dicarikan solusi," tambahnya. Chandra membeberkan sebenarnya pihaknya sudah menjajaki Sidoarjo dan berkomunikasi dengan pihak berwenang disana. Bahkan pihak kepolisian sudah oke tapi yang punya stadion dalam hal ini pemerintah Sidoarjo tidak memberikan izin Persebaya untuk main disana. Chandra pun mengaku saat ini pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pengelola stadion lainnya di Lamongan dan Kediri, walaupun masih sebatas pembicaraan informal. "Selain Sidoarjo, kami masih sebatas melakukan pembicaraan informal dengan beberapa wilayah sekitar Surabaya seperti Lamongan dan Kediri. Cuma sejauh ini memang belum ada respon positif," tuturnya. Saat ditanya untuk kemungkinan mereka memindahkan home base ke wilayah Jawa Tengah, Chandra menyebutkan itu sekarang ini mereka terus mengupayakan agar bisa main di dekat Surabaya. Menurutnya saat ini saja di Yogyakarta sudah crowded karena dipakai 7 klub. Kalau sampai Persebaya juga ke sana tentunya hal itu akan sangat ribet dan sulit untuk mengatur jadwalnya. Selain karena alasan itu, suporter pun menjadi salah satu alasan kepana tim berjuluk Bajul Ijo itu enggan untuk mencari venue didaerah Jateng. Dikatakanya semua orang sudah tahu seperti apa suporter Persebaya. Walaupun mereka bukan main kandang tetapi tetap saja ada suporter yang nekad datang. "Kalau ke Jateng sejauh ini Yogya tidak mungkin karena sudah crowded. Yogya itu sudah 7 klub. Kemudian kalau Persebaya ke sana akan sangat ribet, dan pengaturan jadwal akan sangat sulit. Makanya surabaya berharap home base tidak jauh-jauh biar lebih dekat dengan rumahnya," sebutnya. "Juga antisipasi suporter, karena suporter Persebaya ini juga kan walaupun bukan stuatusnya bermain bukan di rumahnya tapi penonton masih nekad datang. Jadi kalau Persebaya jauh dari rumahnya ini akan sulit mengontrol. Makanya kalo home base tidak jauh dari Surabaya jadi mungkin bisa mengontrol suporter," tandasnya. Terkait home base juga, lanjut Chandra, kalau ternyata pada laga kandang pertama mereka nanri yaitu pada 9 Oktober mereka masih belum mendapatkan home base, maka pihaknya mencari solusi lain yaitu dengan minta pertemua lawan Arena FC nanti digelar di Malang lebih dulu. "Sebenarnya pertandingan kita masih cukup lama tanggal 9 Oktober lawan Arema FC. Kalau sampai waktu yang ditentukan belum dapet, mungkin kami akan mencari opsi untuk main di Malang dulu," jelasnya. (ely)