Hyundai Belum Terima Pesanan Mobil Listrik dari Pemprov Jabar

Ridwan Kamil berencana ganti seluruh kendaraan dinas dengan mobil listrik tahun depan

BANDUNG, roemahmedia.com - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) siap menyediakan mobil listrik bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun, sejauh ini perusahaan belum menerima konfirmasi terkait dengan jumlah mobil listrik yang dipesan. Erwin Djajadiputra, Sales Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), menilai pertimbangan Ridwan Kamil untuk menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan dinas dipengaruhi oleh faktor efisiensi.  "Kalau mengutip pernyataan pak Ridwan Kamil, pertimbangannya karena efisiensi. Kalau menggunakan electric vehicle, untuk menempuh 300 km hanya membutuhkan Rp50.000, sedangkan di mobil konvensional bisa Rp200.000-300.000," ujarnya dalam diskusi Virtual, baru-baru ini. "Pada prinsipnya kami siap menerima pesanan. Karena target kami tidak hanya perseorangan, tapi juga semuanya termasuk pembelian fleet," kata Erwin. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana mengganti seluruh kendaraan dinas roda empat Pemprov Jabar dengan mobil listrik mulai tahun depan. Pria yang akrab disapa Emil itu menuturkan, penggunaan mobil listrik akan membantu program penyelamatan lingkungan sekaligus menekan potensi bencana alam yang diakibatkan oleh emisi gas buang yang berlebihan.  "Pemprov Jabar sedang menyusun kebijakan, karena produksinya (mobil-motor listrik) sudah massal, maka mulai tahun depan, di anggaran-anggaran pembelian, mobil dinas itu wajib mobil listrik dan motor listrik, mulai kendaraan dinas Gubernur sampai level bawah," kata Emil dalam peringatan Hari Listrik Nasional di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (2/11/2020) .  Emil sendiri mengaku sudah menjajal salah satu mobil listrik Hyundai Ionic. Dengan kisaran harga Rp. 600-700 juta, menurutnya, mobil tersebut cocok untuk dijadikan kendaraan dinas. Dengan mobil listrik, biaya bahan bakar dapat ditekan hingga tersisa seperlimanya.  Emil menyebutkan, untuk jarak tempuh sejauh 350 kilometer, mobil listrik hanya perlu biaya sekitar Rp.50.000.  "Kalau untuk (kendaraan pemerintah), kemungkinan Hyundai. Saya sudah coba ke Garut, ke jalan yang menanjak dan menurun, gak masalah. Dan tadi, gak perlu uang bensin karena biaya nge-charge hanya Rp. 50.000 untuk 350 kilometer," ucap Emil. Emil menuturkan, penyelamatan lingkungan dapat dimulai dengan mengubah gaya hidup masyarakat, yakni meminimalisasi pergerakan dan mengubah cara bergerak masyarakat menggunakan energi listrik.  "Kami ingin menyelamatkan lingkungan untuk anak cucu kita di masa depan, dimulai dengan mengubah gaya hidup. Ada dua cara, yakni mengubah cara gerak kita menjadi minimal dam mengubah cara gerak kita menggunakan energi listrik," tuturnya. ***