Wow... Peminat Petani Milenial Jabar Hanya Seminggu yang Daftar 9.000 Pemuda!

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar: Semula hanya ditargetkan 1.000 orang, namun untuk lebih menyerap tenaga kerja, maka Pak Gubernur menambah target menjadi 5.000 petani milenial”.

GUBERNUR Jabar Ridwan Kamil saat panen jagung di Wanaraja Garut yang sekaligus meluncurkan program 5.000 Petani Milenai Juara, belum lama ini.

GUBERNUR Jabar Ridwan Kamil saat panen jagung di Wanaraja Garut yang sekaligus meluncurkan program 5.000 Petani Milenai Juara, belum lama ini.

BANDUNG, roemahmedia.com - Hanya dalam waktu seminggu peminat program petani milenial sudah mencapai hampir 9.000 pemuda Jabar. Pendaftaran petani milenial 4.0 dibuka sejak tanggal 8 Februari dan ditutup 14 Februari 2021 melalui situs https://petanimilenial.jabarprov.go.id/. Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar mengatakan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil sendiri menargetkan 5.000 milenial tergabung dalam program petani milenial tersebut.  "Semula hanya ditargetkan 1.000 orang, namun untuk lebih menyerap tenaga kerja, maka Pak Gubernur menambah target menjadi 5.000 petani milenial," kata Benny di melalui pesan WhatsApp kepada roemahmedia.com, Rabu (17/2/2021).  Milenial paling banyak mendaftar berasal dari kawasan Bandung Raya seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serta Kabupaten Sumedang dan Garut. Selebihnya adalah Cianjur, Tasikmalaya serta kab/kota lainnya . Profil para pendaftar sekitar 45 persen berumur 20-24 tahun dan 28 persen berumur 25-29 tahun. Pendaftar didominasi laki-laki sekitar 87 persen sedangkan perempuan 13 persen.   “Dari hampir 9.000 pendaftar tersebut sekarang sedang tahap verifikasi,” jelasnya. Para calon petani muda ini akan disaring secara administrasi, salah satunya terkait pemenuhan syarat bila diperlukan kredit dari lembaga keuangan. Kemudian, calon petani akan menjalani skrining teknis di perangkat daerah. Setelah lolos, pemuda ini akan dilatih lebih dalam sebelum terjun ke lapangan. Benny menuturkan, program Petani Milenial Juara ini tidak hanya mencakup bidang pertanian tapi termasuk peternakan, perikanan, dan perkebunan.  "Komoditas akan sangat variatif. Untuk pertanian, mulai dari jagung, jahe, ubi-ubian, sampai tanaman holtikultura. Di sektor perkebunan adalah serahwangi. Kemudian, madu dan jamur tiram," ucapnya.  "Selain itu, budidaya penggemukan domba, ayam boiler, ayam petelur dan ternak puyuh. Sedangkan di sektor perikanan yakni budidaya ikan tawar lewat kolam plastik," imbuhnya.  Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar sendiri akan mengarahkan petani milenial untuk mengembangkan burung puyuh.  Menurut Kepala DKPP Jawa Barat Jafar Ismail, burung puyuh dipilih karena hanya membutuhkan lahan 50 meter persegi dengan waktu pemeliharaan hanya 60 menit per hari.   Satu unit peternakan dengan 1.000 ekor burung puyuh membutuhkan investasi Rp22 juta. Dengan perhitungan kasar keberhasilan bertelur 70-80 persen, telur yang dapat diproduksi sekitar 800 butir per hari dengan nilai jual Rp240 ribu.  Setelah dipotong biaya produksi, keuntungan bersih Rp80.000 per hari atau Rp2,4 juta per bulan. “Itu dari 1.000 ekor, kalau dua kali lipatnya tentu keuntungan bertambah,” katanya. Jafar menyebutkan, dari pengalaman, petani burung puyuh dapat balik modal (break event point) pada bulan kesembilan.  “Petani milenial ini peluang di masa pandemi, pertanian sangat dibutuhkan dalam situasi apapun karena urusan makan tidak bisa ditunda- tunda,” tutur Jafar.   Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar Ajat Sudrajat menuturkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan 5.000 petani milenial dapat terjaring pada pilot project ini.     “Salah satu persyaratan (teknis) adalah dia harus punya pengalaman dengan pertanian minimal empat bulan. Karena ini kaitanya dengan kredit, risikonya akan tinggi jika modal disalurkan ke orang yang belum pernah mengenal pertanian sama sekali,” ujarnya. Menurut Ajat, pihaknya untuk tahap pertama ini akan mengarahkan petani milenial ini untuk membudidayakan jagung, Ubi Jepang. Jagung dan Ubi Jepang dipilih sebagai komoditas andalan karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Pemuda Cikadu Cianjur Siap Jadi Petani Milenial Para pemuda di Cikadu Kab. Cianjur menyambut antusias program Petani Milenia Juara. “Mereka telah banyak mendaftarkan diri dan bila lolos seleksi siap terjun menjadi petani milenial,” ujar Wodi Efyana salahsatu tokoh masyarakat Cikadu Cianjur. Rencananya, Cikadu ini akan dijadikan lokasi launching program 5.000 Petani Milenial Juara. Menurut Wodi, komoditas usaha pertanian terpadu di Cikadu yaitu sereh wangi, gula aren, kopi, jeruk, cengkih, kayu-kayuan, peternakan, kapolaga, sapu tamiang, dll. “Untuk gula aren ini produksinya sekitar 70 ton per Minggu,” ujarnya Selain sudah ditunjang sejumlah sarana pendidikan dan ibadah, kini di Cikadu juga telah ada bank bjb. Cikadu juga direncanakan menjadi salahsatu sentra produksi jagung Jawa Barat, untuk mendukung ketahanan dan peningkatan produksi pangan. ***