Webinar Millineal Talks HUT RI dan HUT Pramuka Digelar Bakesbangpol Jabar

Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya saat Webinar Millenial Talks Special HUT RI dan HUT Pramuka Ke-60 yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangpol Provinsi Jawa Barat, Rabu 18/8.

Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya saat Webinar Millenial Talks Special HUT RI dan HUT Pramuka Ke-60 yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangpol Provinsi Jawa Barat, Rabu 18/8.

BANDUNG, roemahmedia.com Badan Kesatuan Bangpol Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Webinar Millenial Talks Special HUT RI dan HUT Pramuka Ke-60 dengan tema “Milenial Jabar Tangguh Berbakti Tanpa Henti Indonesia Tumbuh”,  Rabu 18 Agustus 2021. Webinar via Zoom ini dibuka Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya yang diikuti lebih dari 500 peserta yang masuk kategori milenial Jawa Barat.  Ketua Kwarda Jabar Atalia Praratya  mengemukakan seorang pemimpin harus bisa membawa gerbongnya ke arah yang lebih baik. Generasi milenial sekarang merupakan calon pemimpin mendatang. Namun untuk menjadi seorang pemimpin bukan sesuatu yang mudah.  "Seorang calon pemimpin harus mampu bekerjasama dengan orang lain atau gotong royong, terlebih di negara yang sangat beragam suku bangsa, agama maupun rasnya," jelas Atalia. Oleh karena itu, menurut Isteri Gubernur Jabar Ridwan Kamil tersebut, generasi milenial harus berpegang teguh pada tiga hal yakni connected, confidence dan creative termasuk agama.  “Sebelum menjadi seorang pemimpin, kalian harus mengikut dulu atau menjadi anggota salah satu partai, atau anggota Paskriba, Pramuka, Moka atau organisasi kepemudaan terlebih dahulu untuk belajar menjadi seorang pemimpin," ujar Atalia. Sementara Ketua KomisiRoemahmedia.com I DPRD Jabar, Bedi Budiman menyebutkan, seorang pemimpin harus memegang teguh nasionalisme. Nasionalisme Indonesia itu berakar dari agama, suku bangsa, budaya daerah yang berbeda-beda serta keturunan seperti Arab, Cina, maupun lainnya. "Secara tidak langsung orang-orang keturunan berkontribusi pada kebudayaan Indonesia sejak jaman dulu. Keberagaman ini kemudian dibingkai secara harmoni oleh Pancasila," tandasnya. Bedi pun menyebutkan jika nasionalisme menjadi bukti sebagai alat meraih atau merebut kemerdekaan dari para penjajah. Ini sangat berbeda ketika masih masa kerajaan atau primordial, dimana setiap daerah atau kerajaan gigih melawan penjajah namun selalu kandas. "Namun berbeda ketika masyarakat Indonesia mulai sadar dengan kesatuan dan persatuan, yang diawali dengan berdirinya Boedi Oetomo, Sumpah Pemuda dan sebagainya, sehingga muncul kesadaran faham nasionalisme yang berhasil merebut kemerdekaan yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 oleh Sukarno- Hatta," paparnya. Dikatakannya, jika paham nasionalisme ini sangat ditakuti oleh Belanda (penjajah). Oleh karena itu sangat penting menjaga persatuan dan kesatuan (nasionalisme) disaat seperti sekarang ini hingga masa depan. Dan jangan melupakan sejarah (Jas Merah). "Ini menjadi tugas berat bagi warga Indonesia, khususnya generasi sekarang ini," tambahnya.  Selain Atalia Praratya dan Bedi Budiman, serta Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Barat Iip Hidayat, hadir pula Dalillah Nurhasana Milenial Influencer. Kepala Badan Kesbangpol Jabar Dr. Drs. H.R. Iip Hidajat M.Pd menjelaskan acara Millenial Talks ini diselenggarakan dalam rangka Hari Pramuka yang ke-60 dan HUT RI Ke-76. Acara ini secara khusus mengundang Kader Terbaik masa depan bangsa, yaitu pramuka, paskribraka, Mojang Jajaka, OSIS dan seluruh komponen muda millennial Jawa Barat.  Menurutnya, semangat kepanduan yang disulut oleh api kemerdekaan  adalah mesin pendorong perubahan yang luar biasa, terutama ketika bangsa kita sedang menghadapi Pandemi Covid -19 yang sudah memasuki tahun kedua.  Pramuka, Paskibraka dan seluruh komponen muda millennial adalah potensi kader-kader bangsa dari perubahan Indonesia yang lebih maju di masa depan sekaligus pewaris api kemerdekaan dan para pediri bangsa.  Pramuka dalam kesehariannya memiliki tiga prinsip sekaligus janji dalam melaksanakan kehidupan kesehariannya yang tercantum dalam Tri Satya Pramuka, janji terhadap tuhan dan negara, janji terhadap sesama dan janji terhadap diri sendiri. Dalam bentuk yang lain, tentunya Paskribraka, Mojang Jajaka dan para pengurus OSIS yang memiliki janji dan kode etik kehormatan masing-masing, pada intinya janji sumpah setia kepada Tuhan YME, kepada Negara dan kepada sesama. “Pada masa Pandemi Covid-19 ini para anggota Pramuka, Paskibraka, OSIS dan Moka membutuhkan motivasi dan inspirasi untuk tetap berjuang dan berbakti kepada negeri dengan tanpa henti khususnya bagi Jabar,” ujar Iip.