Revitalisasi Situ Lengkong Panjalu Ciamis Tinggal Menghitung Hari

Pengunjung Situ Lengkong saat berperahu berkeliling mengitari Situ.

Pengunjung Situ Lengkong saat berperahu berkeliling mengitari Situ.

BANDUNG, roemahmedia.com - Kepala Dinas SDA Jabar Dikky Achmad Sidik melakukan monitoring dan evaluasi pekerjaan revitalisasi Situ Lengkong Panjalu Kab. Ciamis didampingi oleh Kepala UPTD PSDA Wilayah Sungai Citanduy, Selasa 10/10. Penataan dan revitalisasi Situ Lengkong ini dilakukan dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata air Jabar Juara dan menambah akses sarana ruang publik untuk masyarakat Kab. Ciamis dan sekitarnya sebagai upaya meningkatkan indeks kebahagiaan. Melihat tingginya minat wisatawan berkunjung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis merevitalisasi kawasan Situ Panjalu agar menjadi lebih nyaman. Beberapa sarana dan prasarana tambahan dibangun di tahun 2023 ini. Kabupaten Ciamis dianugerahi berbagai daya tarik wisata alam, salah satunya Situ Lengkong Panjalu. Danau seluas 57,95 hektar tersebut menjadi primadona karena memiliki beragam keunggulan seperti wisata air, hutan lindung, serta bangunan cagar budaya. Menurut catatan sejarah, Situ Lengkong merupakan hasil buatan dari para leluhur yang hidup di zaman Kerajaan Hindu Panjalu. Konon pada awal abad ke-7, seorang raja Panjalu menginginkan putra mahkotanya memiliki ilmu yang paling ampuh dan paling sempurna. Maka sang putra mahkota yang bernama Borosngora berangkat menuju ke suatu tempat dan berakhir di Tanah Suci Mekah. Di sanalah tujuannya tercapai, yaitu mempelajari dan memperdalam Agama Islam serta membaca dua kalimat Syahadat. Setelah tinggal cukup lama, sang putra mahkota akhirnya pulang ke Panjalu dengan dibekali air zamzam, pakaian kesultanan, dan perlengkapan pedang. Di Panjalu, tugas utamanya adalah memimpin kerajaan meneruskan takhta sang ayah. Namun ia mengubah Kerajaan Panjalu dari Hindu menjadi Islam dan diikuti seluruh rakyatnya. Konon air zamzam yang dibawanya itu ditumpahkan ke sebuah lembah hingga akhirnya terjadilah danau yang kini dikenal dengan nama Situ Lengkong. Terlepas dari kisah legenda tersebut, Situ Lengkong terbukti memberikan banyak manfaat untuk warga yang tinggal di sekitarnya. Pada zaman dulu, masyarakat memanfaatkan Situ Lengkong untuk mengairi persawahan serta mencari berbagai jenis ikan untuk dimakan. Bahkan Situ Lengkong menjadi tempat wisata di era pemerintahan Hindia Belanda. Hal tersebut diungkapkan oleh Pandu Radea selaku budayawan Panjalu. Selain wisata alam, Situ Lengkong juga dijadikan tempat wisata religi oleh orang-orang yang ingin berziarah ke Makam Prabu Hariang Kancana (Raja Panjalu). Makan yang disakralkan tersebut berada di pulau tengah danau yang bernama Nusa Gede. Banyak makam keramat lainnya juga masih disakralkan. Masyarakat pun sejak dulu masih memelihara Tradisi Nyangku. Danaunya masih asri dan jadi surga bagi flora dan fauna yang ada di lingkungan Situ Lengkong,” jelas Pandu Radea. Yuk kita tunggu revitalisasi Situ Lengkong selesai