Dinas BMPR Jabar Terapkan "Jamu Sehat"

Sekretaris Dinas BMPR Jabar Aris Budiman saat memaparkan

Sekretaris Dinas BMPR Jabar Aris Budiman saat memaparkan

BANDUNG, roemahmedia.com - Jamu yang satu ini bukanlah minuman tradisional yang biasa orang minum sebagai obat herbal. Namun ada keterkaitan dengan bidang kebinamargaan atau urusan penanganan jalan dan jembatan. Jamu ini berupa "ramuan khusus" untuk mewujudkan jalan mulus yang terkonekvitas dengan kawasan sentra-sentra ekonomi di Jabar "Jamu Sehat", itulah sebutan Project Leadernya Aris Budiman (Sekdis BMPR Jabar) yang dipaparkan pada Rakor Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah dan Sosialisasi PKMRS di Grand Mercure Bandung. Sesuai dengan arti "Jamu Sehat" yaitu Jalan Mulus untuk Sentra Ekonomi Hebat, menurut Aris, merupakan strategi pengelolaan jalan & jembatan Provinsi Jabar berbasis konektivitas. Aris memaparkan, "Jamu Sehat" diharapkan bermanfaat guna tersedianya layanan dasar infrastruktur jalan yang memadai bagi masyarakat. "Terpenting lagi bisa mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah," ujar Aris. Dengan "Jamu Sehat", Aris berharap, usulan program/kegiatan penanganan jalan & jembatan bisa. terstandarisasi. Juga adanya kepastian tentang penanganan konektivitas ke pusat – pusat kegiatan ekonomi. Tak hanya itu, implementasi penanganan jalan & jembatan sesuai sasaran dan terjaganya kualitas penanganan jalan dan jembatan. Kondisi saat ini, d jalan provinsi sepanjang 2.362. 183 km dengan 297 ruas jalan dan kemantapan jalan mencapai 82,79%, namun dari aspek konektivitas jalan dan jembatan ke pusat ekonomi masih belum menjadi prioritas. Ini terlihat dari aksesibilitas menuju kawasan potensial dan pusat pusat kegiatan belum optimal. Pengembangan infrastruktur konektivitas wilayah diperlukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas antar wilayah yang akan membantu mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial di Jawa Barat. Adapun Strategi Pengelolaan Penanganan Jalan dan Jembatan Provinsi Berbasis Konektivitas mencakup: Prosedur dan Tahapan (SOP) pengusulan, pelaksanaan dan pengawasan Penanganan Jalan dan Jembatan yang menjadi Kewenangan Provinsi mengedepankan Aspek/Variabel Konektivitas. Adanya kriteria/indikator untuk Aspek Konektivitas ke pusat – pusat Kegiatan Ekonomi (sentra produksi pertanian, destinasi wisata, sentra industri dan kawasan investasi baru), adanya pengembangan sistem informasi dengan memasukan kriteria/indikator konektivitas. Adanya Team of Teams (ToT) yang mengawal implementasi Dokumen Strategi; Adanya Legal Aspek yang menjadi Ketetapan dalam Setiap Tahapan Pengelolaan Jalan & Jembatan (Pengusulan, Implementasi dan Pengawasan Penanganan Jalan & Jembatan). "Jamu Sehat" merupakan terobosan inovasi dengan tujuan jangka pendek, tersedianya Dokumen Strategi Pengelolaan Jalan & Jembatan Provinsi Berbasis Konektivitas Tersedianya Team of Teams (ToT) lintas Perangkat Daerah terkait Pengelolaan Jalan & Jembatan Berbasis Konektivitas. Terlaksananya update feature aplikasi pada Sistem Informasi Jalan & Jembatan Tersedianya Rancangan Pergub tentang Pengelolaan Jalan & Jembatan Berbasis Konektivitas di Jawa Barat. Untuk tujuanJangka Menengah adalah ditetapkannya Peraturan Gubernur tentang Pengelolaan Jalan & Jembatan Provinsi Berbasis Konektivitas di Jawa Barat. Sedangkan tujuan jangka panjang berupa implementasi Peraturan Gubernur tentang Pengelolaan Jalan & Jembatan Provinsi Berbasis Konektivitas di Jawa Barat. Menurut Aris manfaat "Jamu Sehat" bagi Dinas BMPR Jabar adalah pproses pengusulan program/kegiatan penanganan jalan dan jembatan dapat terstandarisasi secara optimal; Juga terwujudnya implementasi penanganan jalan dan jembatan sesuai sasaran; serta terjaganya kualitas penanganan jalan dan jembatan di Jawa Barat. Bagi Perangkat Daerah terkait lainnya, lanjut Aris, adanya kepastian penanganan konektivitas ke pusat – pusat kegiatan ekonomi; Tersedianya konektivitas antar wilayah untuk mendukung pertumbuhan pusat – pusat kegiatan ekonomi yaitu sentra produksi pertanian, destinasi wisata, dan kawasan industri. Bagi masyarakat, Jamu Sehat diharapkan akan Tersedianya infrastruktur jalan dengan kualitas yang memadai bagi kebutuhan pergerakan orang dan barang; Tersedianya akses jalan yang menghubungkan pusat – pusat kegiatan ekonomi dengan pusat distribusi atau pasar atau kawasan perkotaan. Bagi Pemprov Jabar diharapkan dapat tersedianya infrastruktur jalan dalam rangka implementasi Reformasi Birokrasi Tematik khususnya dalam rangka pengentasan kemiskinan; Terjaminnya aksesibilitas bagi masyarakat dan pelaku usaha sebagai upaya implementasi Reformasi Birokrasi Tematik untuk peningkatan investasi. Dilihat dari apek Efektivitas strategi "Jamu Sehat" diharapkan dilakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap SOP perencanaan yang ada, dengan menambahkan aspek pelaksanaan & pengendalian. "Sehingga proses pengelolaan jalan & jembatan akan lebih efektif," ujar Aris. Dengan menambahkan indikator konektivitas ke pusat produksi pertanian, destinasi wisata dan kawasan industri, maka ruas jalan yang ditangani akan lebih tepat sasaran sehingga lebih efektif dari sisi dampak yang diperoleh. Sedangkan dari aspek efisiensi, lanjut Aris, dengan strategi "Jamu Sehat", penanganan jalan dan jembatan dan kondisinya menjadi lebih baik. Sehingga akan mengefisiensikan biaya logistik (transportasi). Kondisi tersebut akan berdampak terhadap biaya produksi yang dibutuhkan dalam menghasilkan suatu barang atau komoditas. "Dengan adanya efisiensi dari aspek biaya logistik/transportasi, maka biaya produksi bisa ditekan & harga barang/produk tersebut bisa diturunkan dan akan terjangkau masyarakat," ujar Aris.*** Sesuai dengan arti "Jamu Sehat" yaitu Jalan Mulus untuk Sentra Ekonomi Hebat, menurut Aris, merupakan strategi pengelolaan jalan & jembatan Provinsi Jabar berbasis konektivitas. Aris memaparkan, "Jamu Sehat" diharapkan bermanfaat guna tersedianya layanan dasar infrastruktur jalan yang memadai bagi masyarakat. "Terpenting lagi bisa mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah," ujar Aris. Dengan "Jamu Sehat", Aris berharap, usulan program/kegiatan penanganan jalan & jembatan bisa. terstandarisasi. Juga adanya kepastian tentang penanganan konektivitas ke pusat – pusat kegiatan ekonomi. Tak hanya itu, implementasi penanganan jalan & jembatan sesuai sasaran dan terjaganya kualitas penanganan jalan dan jembatan. Kondisi saat ini, d jalan provinsi sepanjang 2.362. 183 km dengan 297 ruas jalan dan kemantapan jalan mencapai 82,79%, namun dari aspek konektivitas jalan dan jembatan ke pusat ekonomi masih belum menjadi prioritas. Ini terlihat dari aksesibilitas menuju kawasan potensial dan pusat pusat kegiatan belum optimal. Pengembangan infrastruktur konektivitas wilayah diperlukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas antar wilayah yang akan membantu mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial di Jawa Barat. Adapun Strategi Pengelolaan Penanganan Jalan dan Jembatan Provinsi Berbasis Konektivitas mencakup: Prosedur dan Tahapan (SOP) pengusulan, pelaksanaan dan pengawasan Penanganan Jalan dan Jembatan yang menjadi Kewenangan Provinsi mengedepankan Aspek/Variabel Konektivitas. Adanya kriteria/indikator untuk Aspek Konektivitas ke pusat – pusat Kegiatan Ekonomi (sentra produksi pertanian, destinasi wisata, sentra industri dan kawasan investasi baru), adanya pengembangan sistem informasi dengan memasukan kriteria/indikator konektivitas. Adanya Team of Teams (ToT) yang mengawal implementasi Dokumen Strategi; Adanya Legal Aspek yang menjadi Ketetapan dalam Setiap Tahapan Pengelolaan Jalan & Jembatan (Pengusulan, Implementasi dan Pengawasan Penanganan Jalan & Jembatan). "Jamu Sehat" merupakan terobosan inovasi dengan tujuan jangka pendek, tersedianya Dokumen Strategi Pengelolaan Jalan & Jembatan Provinsi Berbasis Konektivitas Tersedianya Team of Teams (ToT) lintas Perangkat Daerah terkait Pengelolaan Jalan & Jembatan Berbasis Konektivitas. Terlaksananya update feature aplikasi pada Sistem Informasi Jalan & Jembatan Tersedianya Rancangan Pergub tentang Pengelolaan Jalan & Jembatan Berbasis Konektivitas di Jawa Barat. Untuk tujuanJangka Menengah adalah ditetapkannya Peraturan Gubernur tentang Pengelolaan Jalan & Jembatan Provinsi Berbasis Konektivitas di Jawa Barat. Sedangkan tujuan jangka panjang berupa implementasi Peraturan Gubernur tentang Pengelolaan Jalan & Jembatan Provinsi Berbasis Konektivitas di Jawa Barat. Menurut Aris manfaat "Jamu Sehat" bagi Dinas BMPR Jabar adalah pproses pengusulan program/kegiatan penanganan jalan dan jembatan dapat terstandarisasi secara optimal; Juga terwujudnya implementasi penanganan jalan dan jembatan sesuai sasaran; serta terjaganya kualitas penanganan jalan dan jembatan di Jawa Barat. Bagi Perangkat Daerah terkait lainnya, lanjut Aris, adanya kepastian penanganan konektivitas ke pusat – pusat kegiatan ekonomi; Tersedianya konektivitas antar wilayah untuk mendukung pertumbuhan pusat – pusat kegiatan ekonomi yaitu sentra produksi pertanian, destinasi wisata, dan kawasan industri. Bagi masyarakat, Jamu Sehat diharapkan akan Tersedianya infrastruktur jalan dengan kualitas yang memadai bagi kebutuhan pergerakan orang dan barang; Tersedianya akses jalan yang menghubungkan pusat – pusat kegiatan ekonomi dengan pusat distribusi atau pasar atau kawasan perkotaan. Bagi Pemprov Jabar diharapkan dapat tersedianya infrastruktur jalan dalam rangka implementasi Reformasi Birokrasi Tematik khususnya dalam rangka pengentasan kemiskinan; Terjaminnya aksesibilitas bagi masyarakat dan pelaku usaha sebagai upaya implementasi Reformasi Birokrasi Tematik untuk peningkatan investasi. Dilihat dari apek Efektivitas strategi "Jamu Sehat" diharapkan dilakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap SOP perencanaan yang ada, dengan menambahkan aspek pelaksanaan & pengendalian. "Sehingga proses pengelolaan jalan & jembatan akan lebih efektif," ujar Aris. Dengan menambahkan indikator konektivitas ke pusat produksi pertanian, destinasi wisata dan kawasan industri, maka ruas jalan yang ditangani akan lebih tepat sasaran sehingga lebih efektif dari sisi dampak yang diperoleh. Sedangkan dari aspek efisiensi, lanjut Aris, dengan strategi "Jamu Sehat", penanganan jalan dan jembatan dan kondisinya menjadi lebih baik. Sehingga akan mengefisiensikan biaya logistik (transportasi). Kondisi tersebut akan berdampak terhadap biaya produksi yang dibutuhkan dalam menghasilkan suatu barang atau komoditas. "Dengan adanya efisiensi dari aspek biaya logistik/transportasi, maka biaya produksi bisa ditekan & harga barang/produk tersebut bisa diturunkan dan akan terjangkau masyarakat," ujar Aris.***