Keren, Rajut Binong Jati Sudah Tembus Pasar Mancanegara, Pj Walikota Bandung Buat Kejutan

Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono saat meninjau aktivitas para perajin Rajut Binong, Minggu 12 Mei 2024

Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono saat meninjau aktivitas para perajin Rajut Binong, Minggu 12 Mei 2024

Kawasan Rajut Binong Jati Kota Bandung,. Tampak produk fashion salahsatu perajin Rajut Binong Jati yang dipakai Remaja Korea Selatan. ** BANDUNG, roemahmedia.com - Produk fashion Binong Jati ternyata sudah ke pasar Mancanegara. Ya Rizki Fashion perajin rajut Binong Jati sudah ekspor ke luar negeri salah satunya ke Korea Selatan. Bahkan fashion rajut Binong Jati sudah trend dipakai kalangan selebritis di negara ginseng tersebut. Rizki Fashion merupakan salah satu dari 400 perajin rajut Binong Jati lainnya yang terus bertahan dan tetap eksis di tengah persaingan dengan produk fashion dan terpaan Covid-19 lalu. Daerah Binong di Kota Bandung, terkenal dengan sebutan Kampung Rajut. Karena di kawasan ini, sejak tahun 1970-an banyak warganya yang memiliki usaha rajut. Namun, rebranding menjadi Kampung Rajut terjadi pada 2014. Terhitung ada 400 perajut yang bertahan hidup di sini. Saat itu, satu perajut memiliki 10-20 karyawan. Jadi, ada sekitar 4.000 tenaga kerja yang diserap. Para perajin sekarang ini sudah 3 regenerasi. Pakaian rajut sendiri, sekarang telah beralih menjadi tren pakaian keseharian. Mulai dari ciput, kerudung, konektor masker, sweater, cardigan, rok, sampai kaus kaki sudah menjadi produk industri kreatif rajut . Mereka pun kini memasarkan secara on line. Ternyata jualan lewat online efektif membantu berkembangnya usaha mereka. Branding dan konten media sosial senantiasa dilakukan. Para perajut rajin mencari tren yang sedang ramai di media sosial. Informasi dari para perajin, hasil pemasaran online di era digitalisasi ini mampu meningkatkan pendapatan hingga tiga kali lipat ketimbang pemasaran konvensional. Upaya ekspansi pemasaran, para perajin Rajut Binong Jati telah menjalin jejaring usaha dengan para pekerja migran seperti di Singapura dan Malaysia. Bahkan ada yang sampai ekspor Amerika Serikat berupa puluhan ribu lusin kupluk. *Pj Walikota Bandung Tinjau Perajin Rajut Binong Jati* Para perajin Rajut Binong Jati sempat begitu terkejut namun menjadi sumringah saat ada peninjauan tiba-tiba oleh Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Minggu 12 Mei 2024. Pada akhirnya, peninjauan Pj Walikota Bandung ini menjadi "suplemen" yang membuat para perajin makin termotivasi untuk mengembangkan usaha rajut Binong Jati. Para perajin memberikan apresiasi terhadap perhatian Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono yang akan menata akses menuju kawasan Rajut Binong Jati yang belum maksimal. Juga branding serta promosi produknya yang dirasa belum maksimal. Pada saat kunjungan ke Perajin Rajut Binong Jati, Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengemukakan secara bertahap, Pemkot Bandung bakal memaksimalkan Potensi Sentra Rajut Binong. Optimalisasi ini akan menyasar soal infrastruktur dan juga branding produk dari sentra rajut itu sendiri. Menurut Bambang, saat ini fenomena di kawasan sentra rajut Binong Jati ini antara lain soal akses menuju kawasan tersebut yang belum maksimal. Juga branding serta promosi produknya yang dirasa belum maksimal. "Kita harus berani membuat branding. Sehingga kita bisa menjadi produsen yang berkelas," ujar Bambang saat memonitor kawasan sentra rajut Binong Jati, Minggu 12 Mei 2024. Dari pantauannya, ia menemukan berbagai fenomena. Di antaranya sekitar 400 perajin yang masih eksis kini bertransformasi melakukan proses produksi dengan mesin. Juga adanya berbagai produk UMKM selain produk fesyen, seperti makanan dan minuman. Menurut Bambang, dua hal ini bisa menjadi potensi yang perlu dioptimalkan sebagai bagian dari re-branding. Menurutnya, suatu saat akan ada transformasi dari padat karya menjadi padat modal di kawasan ini. "Ini harus disikapi bersama. Bisa dipahami, sebagian dari pengusaha di sini sudah mengekspor produknya. Jadi, antara kualitas dan juga kuantitas yang mencapai target sesuai timeline yang ada perlu dicapai," ucap Bambang. Ke depannya, Pemkot Bandung akan berdiskusi dengan aparat kewilayahan dan juga aspek usaha. Sehingga, selain produk rajut yang legendaris, ada sisi kearifan lokal di kawasan ini yang dapat terpublikasikan lebih jauh. "Mari kita gali, kemasan-kemasan ini bisa menjadi sesuatu yang keren. Ini bisa menjadi merchandisenya Kota Bandung," ucap Bambang.